Pages

Sunday, 9 December 2012

KENALI 6 JENIS GANGGUAN BELAJAR PADA ANAK MURID

Gangguan Belajar (Learning Disorder) adalah suatu gangguan neurologis yang mempengaruhi kemampuan untuk menerima, memproses, menganalisis atau menyimpan informasi. Anak dengan Gangguan Belajar mungkin mempunyai tingkat intelegensia yang sama atau bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan teman sebayanya, tetapi seringberjuang untuk belajar secepat orang di sekitar mereka. Masalah yang terkait dengan kesehatan mental dan gangguan belajar yaitu kesulitan dalam membaca, menulis, mengeja, mengingat, penalaran, serta keterampilan motorik dan masalah dalam matematika. Pengertian gangguan belajar secara bahasa adalah masalah yang dapat mempengaruhi kemampuan otak dalam menerima, memproses, menganalisis dan menyimpan informasi. Sedangkan pengertian yang diberikan oleh National Joint Committee for Learning Disabilities (NJCLD) mengenai gangguan belajar adalah suatu kumpulan dengan bermacam-macam gangguan yang mengakibatkan kesulitan dalam mendengar, berbicara, menulis, menganalisis, dan memecahkan persoalan.
Gangguan belajar termasuk klasifikasi beberapa gangguan fungsi di mana seseorang memiliki kesulitan belajar dengan cara yang khas, biasanya disebabkan oleh faktor yang tidak diketahui. Istilah Ketidakmampuan belajar dan gangguan belajar sering digunakan secara bergantian, keduanya berbeda. Ketidakmampuan belajar adalah ketika seseorang memiliki masalah belajar yang signifikan di bidang akademis. Masalah-masalah ini, bagaimanapun, tidak cukup untuk menjamin diagnosis resmi. Gangguan belajar, di sisi lain, adalah diagnosis klinis resmi, dimana individu memenuhi kriteria tertentu, sebagaimana ditentukan oleh seorang profesional (psikolog, dokter anak, dll) Perbedaannya adalah dalam tingkat, frekuensi, dan intensitas gejala yang dilaporkan dan masalah, dan dengan demikian keduanya tidak boleh bingung.
Faktor yang tidak diketahui adalah gangguan yang mempengaruhi kemampuan otak untuk menerima dan memproses informasi. Gangguan ini bisa membuat masalah bagi seseorang untuk belajar dengan cepat atau dalam cara yang sama seperti seseorang yang tidak terpengaruh oleh ketidakmampuan belajar. Orang dengan ketidakmampuan belajar mengalami kesulitan melakukan jenis tertentu keterampilan atau menyelesaikan tugas jika dibiarkan mencari hal-hal dengan sendirinya atau jika diajarkan dengan cara konvensional.
Beberapa bentuk ketidakmampuan belajar tidak dapat disembuhkan. [Rujukan?] Namun, dengan tepat kognitif / akademik intervensi, ternyata dapat diatasi [rujukan?] Individu dengan ketidakmampuan belajar dapat menghadapi tantangan unik yang sering meresap selama kehidupan.. Tergantung pada jenis dan tingkat keparahan kecacatan, intervensi dapat digunakan untuk membantu individu mempelajari strategi yang akan mendorong kesuksesan di masa mendatang. Beberapa intervensi bisa sangat sederhana, sementara yang lain yang rumit dan kompleks. Guru dan orang tua akan menjadi bagian dari intervensi dalam hal bagaimana mereka membantu individu dalam berhasil menyelesaikan tugas yang berbeda. Psikolog sekolah cukup sering membantu untuk merancang intervensi, dan mengkoordinasikan pelaksanaan intervensi dengan guru dan orang tua. Dukungan sosial meningkatkan pembelajaran bagi siswa dengan ketidakmampuan belajar.
Hal ini tidak berarti anak memiliki tingkat kecerdasan yang rendah. Untuk mengetahui apakah anak sedang mengalami kesulitan dalam belajar bisa dilihat dari waktu yang dibutuhkan dalam memahami suatu persoalan di buku. Dan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan otak anak dalam mengalahkan kesulitan belajarnya bisa dilihat dari hasil tes IQnya.
Anak-anak dengan Learning Disorder yang tidak di terapi, akan mempengaruhi kepercayaan diri mereka. Mereka berusaha lebih daripada teman-teman mereka, tetapi tidak mendapatkan pujian atau reward dari guru atau orang tua. Demikian pula, Learning Disorderyang tidak di terapi dapat menyebabkan penderitaan psikologis yang besar untuk orang dewasa.

Jenis Gangguan Belajar

  1. Disleksia (Dyslexia): adalah gangguan belajar yang mempengaruhi membaca dan /atau kemampuan menulis. Ini adalah cacat bahasa berbasis di mana seseorang memiliki kesulitan untuk memahami kata-kata tertulis.
  2. Diskalkulia (Dyscalculia): adalah gangguan belajar yang mempengaruhi kemampuan matematika. Seseorang dengan diskalkulia sering mengalami kesulitanmemecahkan masalah matematika dan menangkap konsep-konsep dasar aritmatika.
  3. Disgrafia (Dysgraphia): adalah ketidakmampuan dalam menulis, terlepas darikemampuan untuk membaca. Orang dengan disgrafia sering berjuang denganmenulis bentuk surat atau tertulis dalam ruang yang didefinisikan. Hal ini juga bisa disertai dengan gangguan motorik halus.
  4. Gangguan pendengaran dan proses visual (Auditory and visual processing disorders): adalah gangguan belajar yang melibatkan gangguan sensorik. Meskipun anak tersebut mungkin dapat melihat dan / atau mendengar secara normal, gangguan ini menyulitkan mereka dari apa yang mereka lihat dan dengar. Mereka akan seringmemiliki kesulitan dalam pemahaman bahasa, baik tertulis atau auditori (atau keduanya).
  5. Ketidakmampuan belajar nonverbal (Nonverbal Learning Disabilities): adalahgangguan belajar dalam masalah dengan visual-spasial, motorik, dan keterampilan organisasi. Umumnya mereka mengalami kesulitan dalam memahami komunikasi nonverbal dan interaksi, yang dapat mengakibatkan masalah sosial.
  6. Gangguan bahasa spesifik (Specific Language Impairment (SLI)) : adalahgangguan perkembangan yang mempengaruhi penguasaan bahasa dan penggunaan.
Tanda dan Gejala
Gejala gangguan belajar pada Anak Pra-Sekolah:
  • Gangguan bicara dan bahasa, sulit mengucapkan kata-kata dan memahami kalimat
  • Mengalami masalah dalam belajar huruf, angka, warna, bentuk, hari.
  • Kesulitan mencari ekspresi kata yang tepat.
  • Sulit mengikuti perintah, membedakan kanan dan kiri.
  • Mengalami problem untuk menulis, memegang gunting, mewarnai dalam kotak.
  • Sulit mengikat tali sepatu, mengancingkan kancing, ritsleting.
  • Kesulitan mengikuti rutinitas belajar.

GANGGUAN EMOSI PADA ANAK, GEJALA & PENANGANNYA

Gangguan emosi adalah keadaan emosi yang dialami seseorang yang dapat menimbulkan gangguan pada dirinya. Baik karena emosi yang dialami terlalu kuat misalnya sangat sedih, tidak ada emosi yang hadir misalnya tidak merasa bahagia atau emosinya menimbulkan konflik misalnya terlalu sering marah. Emosi merupakan salah satu ciri keberadaan manusia sebagai makhluk individu dan sosial. Dengan adanya emosi, manusia mempunyai dinamika kehidupan. Seorang yang terlalu emosional atau tidak memiliki emosi akan sulit diterima oleh lingkungan karena ia akan bersikap berlebihan atau tidak peka terhadap orang lain. Begitu pentingnya emosi bagi hidup manusia, salah satu cara agar manusia tersebut dapat mengendalikan emosi adalah dengan membinanya sejak kecil.
Emosi adalah tergugahnya perasaan yang disertai dengan perubahan-perubahan dalam tubuh, misalnya otot-otot yang menegang, debaran jantung yang cepat dan sebagainya. Selain itu emosi juga dapat didefinisikan sebagai keadaan pikiran/perasaan terhasut dalam waktu singkat dari suatu organisme. Emosi tersebut dapat diwujudkan dalam perubahan fisiologis ketika seseorang terangsang secara mental dan fisik. Pengalaman dinamis tersebut adalah suatu reaksi psikologis yang terdiri dari kognisi, afeksi dan konasi yang jika dapat dikontrol mengakibatkan  kesejahteraan seseorang.

Perkembangan Emosi Anak Balita

  • Mengekspresikan berbagai emosi dan mampu menggunakan label yang sesuai seperti gila, sedih, gembira, dan hanya untuk membedakan perasaan mereka. Selama usia prasekolah, kondisi emosional anak tergantung situasi tertentu dan dapat berubah secepat mereka beralih dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya. Terdapat internalisasi meningkat dan regulasi atas emosi mereka. Memperoleh kognitif baru dan kemampuan bahasa, mereka belajar untuk mengatur emosi mereka dan menggunakan bahasa untuk mengungkapkan bagaimana perasaan mereka.
  • Emosi sebagian besar di permukaan.
  • Pada satu saat di dalam kelas, Matius tertawa tak terkendali tentang wajah lucu yang temannya. Dalam sepersekian detik, Matius menangis karena Nathan menjulurkan lidahnya padanya. “Saya hanya membuat wajah lucu,” kata Nathan.
  • Memahami emosi berbeda yang mereka alami, namun mereka mengalami kesulitan mengatur emosi dan menggunakan label yang tepat untuk menggambarkan emosi. Emosi mereka sangat terhubung ke peristiwa dan perasaan yang terjadi pada saat itu
  • Memiliki kesulitan memisahkan perasaan dari tindakan. Jika mereka merasakan sesuatu, mereka mengungkapkannya. Jika mereka menginginkan sesuatu, mereka mencoba untuk mengambilnya. Menunda kepuasan dan mengendalikan perasaan impulsif sering tantangan. Rasa ingin tahu alami mereka sering dapat membawa mereka ke dalam kesulitan.
  • Dapat sering menggunakan cara-cara fisik untuk menyelesaikan konflik bukan dengan cara lisan untuk menyelesaikan konflik
  • Mengajar anak-anak cara yang tepat untuk mengekspresikan emosi mereka merupakan tonggak penting dalam perkembangan mereka. Konflik yang timbul selama kebutuhan dua anak-anak untuk objek yang sama yang umum, anak-anak belajar bagaimana menyelesaikan konflik dengan cara yang dapat diterima secara sosial
  • Mereka sering mengekspresikan emosi mereka melalui amarah atau tampilan fisik. Hal yang sama berlaku ketika mereka bahagia, mengungkapkan sukacita mereka melalui tawa tak terkendali dan / atau pekik kegembiraan.
  • Mulai memahami bahwa ekspresi emosi yang ekstrim dapat memiliki efek pada orang lain di sekitar mereka.
  • Mulai mengembangkan rasa humor. Mungkin tertawa hanya untuk membuat orang lain tertawa. Mereka akan geli pada hal-hal yang dilakukan oleh orang dewasa. Kekonyolan ini disertai dengan pesona dengan humor “toilet” di mana kata-kata seperti “kotoran” dan “pipis” dapat menghasilkan tawa histeris dari kelompok empat puluh tahun. Mereka juga mulai memahami sifat lelucon, ketika orang mengatakan hal-hal untuk tujuan tunggal menjadi lucu. Mereka dapat menghabiskan jumlah tak terbatas waktu menceritakan teka-teki klise yang sama atau lelucon berulang-ulang dan tertawa setiap kali.
  • Memiliki kekhawatiran bahwa mereka dapat mengidentifikasi. Mereka ingin tidur dengan lampu malam dan tidak akan turun ke ruang bawah tanah yang gelap saja. Rakasa buku, seperti Ada Nightmare in My Closet oleh Mercer Mayer (1969) dan
  • Ketakutan dan kekhawatiran masih terjadi dalam usia ini
  • Mulai mengerti bahwa mimpi adalah sesuatu yang berbeda dari benar-benar terjadi dan mulai membedakan antara apa yang mereka lakukan dan apa yang mereka impikan.
  • Memahami bahwa orang lain memiliki perasaan juga
Empat hal penyebab gangguan emosi pada anak
  1. Emosi tertentu, seperti depresi, kecemasan, dan kemarahan yang terlalu sering atau terlalu kuat.
  2. Karena tidak mampu menunjukkan rasa sayang, kepercayaan, marah atau penolakan.
  3. Kesulitan untuk bersosialisasi dengan orang lain. Misalnya teman sekolah membuat merasa bersalah, teman-teman mengecewakan

Gejala Gangguan Emosi pada Anak

Pada Bayi:
  • Lebih dominan berteriak daripada mengoceh
  • Suka gemes dan geregetan
  • Suka memukul muka orang tua atau orang yang digendong
  • Suka menggigit dan menjilat
  • Sering menggeleng-geleng kepala
  • Headbanging (sering menjatuhkan badan ke belakang dengan kepala lebih dahulu)
  • Terlalu sensitif, cepat terganggu/terusik
Pada Anak
  • Anak tampak sangat pemalu
  • Impulsif: Bila berbicara, menangis dan tertawa berlebihan
  • Suka membanting mainan bila marah
  • Suka mencubit, menggigit
  • Sering memukul-mukul kepala
  • Mudah tersulut emosi dan marah-marah
  • murung,
  • Malas sekolah, menolak sekolah atau bolos sekolah
  • suka iri hati
  • pendemdam
  • berperangai buruk.
Derajat Gangguan Emosi Pada Anak
  • Gangguan Emosi Ringan Gangguan tingkat ringan biasanya tidak terlalu kelihatan cirri-cirinya dari luar. Mungkin dengan emosi yang ringan ini tiap anak dapat mengontrol masing-masing dirinya sendiri. Akan tetapi jika diteliti lebih jauh lagi, biasanya pertumbuhan emosinya tidak sesuai dengan tahapan yang seharusnya di alami oleh seorang anak. Misalnya : Pada anak balita, seharusnya seorang anak mau berbagi dengan teman-temannya. Namun terkadang sang anak juga suka marah apabila mainannya dipinjam oleh temannya.
  • Gangguan Emosi Sedang Gangguan emosional ini agak lebih kelihatan dibandingkan dengan emosional yang ringan. Seperti bisa marah, takut atau pun sedih yang seharusnya normal-normal saj jika terjadi pada anak-anak yang lain. isalnya : Sang ibu menyuruh anaknya untuk pergi ke kamar mandi. Tujuannya cuci kaki, cuci tangan dan sikat gigi sebelum tidur secara sendirian. Namun sang anak menolak. Dengan alasan takut pergi ke kamar mandi sendirian. Penolakan sang anak sangatlah kuat, sehingga dia bisa menjadi menangis, atau marah kepada orangtuanya.
  • Gangguan Emosi Berat Manifestasinya lebih jelas sekali dari luar, di karenakan perilaku sang anak yang terlihat janggal dan tidak seperti perilaku biasanya. Ketika anak sedang marah, anak itu akan mengamuk, berteriak-teriak bahkan ada yang menyakiti dirinya sendiri. isalnya : Sang anak takut dengan seekor kecoa yang suka berada pada kamar mandi. Ketika ia melihat kecoa, maka ia akan terlihat pucat, menjerit dan menangis sekeras-kerasnya.
Jenis Emosi
Jenis emosi Kepribadian Diagnostik
Takut Penakut Penghindaran
Marah Pemarah Antisosial
Bahagia Mudah bergaul Hipomanik
Sedih Pemurung Distimik
Penerimaan Terpercaya Histrionic
Jijik Kejam Paranoid
Pengharapan Mengontrol Obsesif-kompulsif
Terkejut Peragu Borderline
Pada umumnya gangguan emosional berkisar pada persoalan emosi takut dan kecemasan. Takut sebagai reaksi terhadap situasi yang berbahaya dan cemas sebagai antisipasi dari rasa takut.
Berbagai jenis fobia merupakan emosi takut yang berlebih.
  • Takut akan tempat tinggi (acrophobia)
  • Takut pada tempat terbuka (agoraphobia)
  • Takut cahaya dan kilat (astraphobia)
  • Takut air (hydrophobia)
  • Takut makan (sitophobia)
  • Takut diracuni (toxophobia)
  • Takut pada orang asing (xenophobia)
  • Takut kegelapan (nyctophobia)
  • Takut kotor (mysophobia), dan takut-takut lainnya.
Gangguan kecemasan mencakup antara lain
  • gangguan panik (panic disorder)
  • fobia sosial (social phobia)
  • gangguan obsesif-kompulsif
  • gangguan stress pasca-trauma
  • gangguan kecemasan umum.
Orang fobia mengalami suatu keadaan dimana dirinya butuh memasuki situasi yang menakutkan, yang kemudian memunculkan kecemasan sebagai antisipasi. Jika dipaksa memasuki situasi yang menimbulkan fobia, ia biasanya akan mengalami kecemasan yang sangat kuat. Oleh karenanya, biasanya mereka menghindar dari tempat-tempat itu. Salah satu fobia, yakni fobia sosial memiliki dimensi khusus. Seseorang yang mengalaminya memiliki ketakutan luar biasa pada penilaian dan evaluasi dari orang lain. Ketakutan akan dihina atau disindir sangat berlebihan sehingga membatasi diri bergaul dengan orang lain. Biasanya fobia sosial dialami oleh remaja. Mungkin Anda pernah mendapati seseorang yang tidak bisa berbicara di depan orang pada remajanya, tapi setelah dewasa menjadi pembicara yang mahir. Barangkali dulu pada saat remaja orang itu mengalami fobia sosial yang menghilang seiring kedewasaan.
Terdapat beragam gangguan emosional lainnya. Orang yang sangat ekstrem intensitas marahnya biasanya disebut kepribadian antisosial. Lalu orang yang sangat berlebihan merasakan tuntutan bahagia adalah penderita gangguan hipomanik. Dalam tabel berikut ditunjukkan hubungan antara emosi dengan gangguan yang dialami jika emosinya terlalu ekstrem.
Adapun jika emosinya sering diulang secara intensif namun belum ekstrim, maka masih hanya disebut sebagai sifat kepribadian.
Penanganan
  • Kedekatan emosional dengan anak ternyata punya manfaat yang sama jika dibangun oleh kedua orangtua atau orangtua tunggal. Masa yang dianggap penting untuk membangun bonding adalah dua tahun pertama kehidupan anak. Ikatan emosional yang baik antara orangtua dan anak harus dikembangkan sedini mungkin karena berdampak jangka panjang dalam kehidupan anak. Anak-anak yang memiliki bonding atau ikatan yang kuat dengan orangtuanya lebih jarang memiliki gangguan emosi atau perilaku di usia sekolah. Rasa aman dan hubungan yang positif dengan salah satu orangtua sebenarnya sudah memenuhi kebutuhan anak akan rasa aman sehingga cukup sebagai fondasi bagi perkembangan emosinya.
  • Ketika anak Anda marah, biarkan dia melaksanakan kewenangan lebih
  • Kadang-kadang harus memilih pertempuran dan ada juga yang tidak patut diperjuangkan. Ini tidak bisa lebih benar sebagai anak Anda berlangsung dari menjadi seorang anak ke remaja. Sebagai anak Anda tumbuh secara intelektual dan emosional antara usia delapan dan dua belas, Anda secara alami akan ingin memberinya lebih banyak tanggung jawab sehingga ia bisa tumbuh menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab. Ini berarti bahwa ketika ia marah karena dia ingin membeli mainan murah dengan susah payah uang memotong nya rumput, dan kau tahu itu adalah ide yang buruk, Anda bisa menyerah di tanah dan membiarkan konsekuensi dari pilihannya berbicara untuk diri mereka sendiri. Dengan cara ini, Anda bisa meluangkan sendiri pertempuran dan ia dapat tumbuh menjadi orang dewasa yang tenang, bijaksana dan diskriminasi yang tidak memungkinkan emosinya untuk memerintah dirinya. Hal ini merupakan “realitas disiplin” karena kenyataan menyajikan disiplin. Untuk beberapa anak, terutama mereka yang berkemauan keras dan sering menuntut bahwa mereka mendapatkan jalan mereka, itu adalah cara yang bagus untuk pergi.
  • Jangan hanya berbicara dengan anak Anda tentang kemarahannya ketika dia marah.
  • Saat marah sulit sekali diberi pengertian sebaiknya diamkan sejenak sampai emosinya mereda. Namun, penting bahwa jika Anda ingin anak Anda untuk belajar bagaimana menangani kemarahannya dengan cara yang konstruktif, Anda harus berbicara dengan dia ketika dia tidak marah.
  • Sebagai bagian dari membantu anak Anda, biarkan dia tahu bahwa sejak dia semakin tua, ia dapat lebih bertanggung jawab dalam membantu dirinya sendiri, karena Anda tidak akan selalu ada untuknya. Menunjukkan rasa simpati dengan membiarkan dia tahu bahwa itu normal untuk marah kadang-kadang. Tapi juga mengatakan kepadanya bahwa bagaimana dia bereaksi terhadap kemarahannya adalah pilihannya dan bagaimana ia memilih baik akan membuat dia lebih sengsara atau membantunya.
  • Tanyakan padanya bagaimana perasaannya (dalam emosi dan tubuhnya), apa yang terjadi yang membuatnya marah, bagaimana ia menanggapi, apa hasilnya dan bagaimana ia bisa merespon waktu berikutnya. Seiring waktu, ia mungkin mulai melihat hubungan antara tindakan dan hasilnya.
  • Bantulah anak Anda membuat rencana disiplin sendiri Setelah anak Anda mulai melihat bahwa kemarahannya bisa menjadi masalah, dan itu membuat hidupnya sulit, Anda bisa dengan tenang berkonsultasi dengannya tentang konsekuensi jika ia merespon tidak tepat. Pertama, Anda harus menentukan apa yang “pantas” berarti. Dengan berdiskusi dengan dia, bertanya apakah itu melibatkan seseorang memukul, menyebut mereka nama atau meludah. Biarkan dia memutuskan. Saya telah menemukan bahwa kebanyakan anak-anak luar biasa jujur ​​tentang apa yang benar dan salah ketika mereka tidak terancam.
  • Setelah Anda telah membuat daftar apa yang tidak respon diterima marah, Anda dapat membuat daftar lain apa yang akan dilakukannya ketika dia bertindak tidak tepat. Misalnya, dia akan menempatkan dirinya dalam time-out? Menghabiskan sore di kamarnya? Atau berikan mainan berharga ke teman?
  • Anda juga dapat menawarkan alternatif yang sehat untuk mengekspresikan kemarahannya, seperti teriakan di luar sampai ia merasa lebih baik, memukul mainan lembut dalam privasi kamarnya, atau menggambar sebuah gambar tentang perasaannya ketika dia marah. Setelah rencana Anda selesai dan Anda berdua setuju,
  • Anda berdua dapat menandatanganinya dan posting di suatu tempat yang jelas untuk referensi di masa mendatang. Dengan cara ini, dia tidak bisa mengatakan dia tidak pernah menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan, dan menempatkan dia bertanggung jawab atas jawabannya.

PENCEGAHAN, FAKTOR RISIKO & PENYEBAB AUTISM

RESIKO TINGGI TERJADI AUTISM :
  • Terdapat beberapa hal dan keadaan yang membuat resiko anak menjadi autism lebih besar.
  • Dengan diketahui resiko tersebut tentunya dapat dilakukan tindakan untuk mencegah dan melakukan intervensi sejak dini pada anak yang beresiko.
Adapun beberapa resiko tersebut dapat diikelompokkan dalam beberapa periode, diantaranya adalah :
PERIODE KEHAMILAN
  • Perkembangan janin dalam kehamilan sangat banyak yang mempengaruhinya.
  • Pertumbuhan dan perkembangan otak atau sistem susunan saraf otak sangat pesat terjadi pada periode ini, sehingga segala sesuatu gangguan atau penyakit pada ibu tentunya sangat berpengaruh.
  • Gangguan pada otak inilah nantinya akan mempengaruhi perkembangan dan perilaku anak kelak nantinya, termasuk resiko terjadinya autisme.
  • Beberapa keadaan ibu dan bayi dalam kandungan yang harus lebih diwaspadai dapat berkembang jadi autism adalah : Infeksi selama persalinan terutama infeksi virus Peradarahan selama kehamilan Perdarahan selama kehamilan paling sering disebabkan karena placental complications, diantaranya placenta previa, abruptio placentae, vasa previa, circumvallate placenta, and rupture of the marginal sinus. Kondisi tersebut mengakibatkan gangguan transportasi oksigen dan nutrisi ke bayi yang mengakibatkan gangguan pada otak janin.
  • Perdarahan awal kehamilan juga berhubungan dengan kelahiran prematur dan bayi lahir berat rendah.
  • Prematur dan berat bayi lahir rendah juga merupakan resiko tinggi terjadinya autism
  • Obat-obatan yang diminum selama kehamilan terutama trimester pertama Merokok saat kehamilan Stres saat kehamilan
  • Adanya Fetal Atopi atau Maternal Atopi, yaitu kondisi alergi pada janin yang diakibatkan masuknya bahan penyebab alergi melalui ibu. Menurut pengamatan penulis, hal ini dapat dilihat adanya Gerakan bayi gerakan refluks oesefagial (hiccupps/cegukan) yang berlebihan sejak dalam kandungan terutama terjadi malam hari. Diduga dalam kedaaan tersebut bayi terpengaruh pencernaan dan aktifitasnya oleh penyebab tertentu termasuk alergi ataupun bahan-bahan toksik lainnya selama kehamilan.
  • Infeksi saluran kencing, Panas tinggi dan Depresi Wilkerson dkk telah melakukan penelitian terhadap riwayat ibu hamil pada 183 anak autism dibandingkan 209 tanpa autism. Ditemukan kejadian infeksi saluran kencing, panas tinggi dan depresi pada ibu tampak jumlahnya bermakna pada kelompok ibu dengan anak autism.
PERIODE KEHAMILAN
  • Beberapa keadaan ibu dan bayi dalam kandungan yang harus lebih diwaspadai dapat berkembang jadi autism adalah : Infeksi selama persalinan terutama infeksi virus
  • Perdarahan selama kehamilan Perdarahan selama kehamilan paling sering disebabkan karena placental complications, diantaranya placenta previa, abruptio placentae, vasa previa, circumvallate placenta, and rupture of the marginal sinus. Kondisi tersebut mengakibatkan gangguan transportasi oksigen dan nutrisi ke bayi yang mengakibatkan gangguan pada otak janin.
  • Perdarahan awal kehamilan juga berhubungan dengan kelahiran prematur dan bayi lahir berat rendah. Prematur dan berat bayi lahir rendah juga merupakan resiko tinggi terjadinya autism Obat-obatan yang diminum selama kehamilan terutama trimester pertama. Peneliti di Swedia melaporkan pemberian obat Thaliodomide pada awal kehamilan dapat mengganggu pembentukan sistem susunan saraf pusat yang mengakibatkan autism
  • Adanya Fetal Atopi atau Maternal Atopi, yaitu kondisi alergi pada janin yang diakibatkan masuknya bahan penyebab alergi melalui ibu. Menurut pengamatan penulis, hal ini dapat dilihat adanya Gerakan bayi gerakan refluks oesefagial (hiccupps/cegukan) yang berlebihan sejak dalam kandungan terutama terjadi malam hari. Infeksi saluran kencing,
  • Panas tinggi dan Depresi Wilkerson dkk telah melakukan penelitian terhadap riwayat ibu hamil pada 183 anak autism dibandingkan 209 tanpa autism. Ditemukan kejadian infeksi saluran kencing, panas tinggi dan depresi pada ibu tampak jumlahnya bermakna pada kelompok ibu dengan anak autism.
PERIODE PERSALINAN
  • Persalinan adalah periode yang paling menentukan dalam kehidupan bayi selanjutnya.
  • Beberapa komplikasi yang timbul selama periode ini sangat menentukan kondisi bayi yang akan dilahirkan. Bila terjadi gangguan dalam persalinan maka yang paling berbahaya adalah hambatan aliran darah dan oksigen ke seluruh organ tubuh bayi termasuk otak.
  • Organ otak adalah organ yang paling sensitif dan peka terhadap gangguan ini, kalau otak terganggu maka sangat mempengaruhi kualitas hidup anak baik dalam perkembangan dan perilaku anak nantinya
  • Gangguan persalinan yang dapat meningkatkan resiko terjadinya autism adalah : Pemotongan tali pusat terlalu cepat Asfiksia pada bayi (nilai APGAR SCORE rendah <3)
PERIODE USIA BAYI
  • Dalam kehidupan awal di usia bayi, beberapa kondisi awal atau gangguan yang terjadi dapat mengakibatkan gangguan pada optak yang akhirnya dapat beresiko untuk terjadinya gangguan autism.
  • Kondisi atau gangguan yang beresiko untuk terjadinya autism adalah sebagai berikut : Prematuritas Alergi makanan Kegagalan kenaikan berat badan Kelainan bawaan : kelainan jantung bawaan, kelainan genetik, kelainan metabolik,
  • Gangguan pencernaan : sering muntah, kolik, sulit buang air besar, sering buang air besar Gangguan neurologI/saraf : trauma kepala, kejang, otot atipikal, kelemahan otot. B.
PENCEGAHAN AUTISM
  • Tindakan pencegahan adalah yang paling utama dalam resiko terjadinya penyakit atau gangguan.
  • Demikian pula kelainan autism, meskipun teori penyebabnya masih belum jelas terungkap namun beberapa upaya pencegahan dapat dilakukan.
  • Upaya pencegahan tersebut berdasarkan teori penyebab ataupun penelitian faktor resiko autisme. Pencegahan ini dapat dilakukan sedini mungkin sejak merencanakan kehamilan, saat kehamilan, persalinan dan periode usia anak.
PENCEGAHAN SEJAK KEHAMILAN
  • Untuk mencegah gangguan perkembangan sejak kehamilan , harus dilihat dan diamati penyebab dan faktor resiko terjadinya gangguan perkembangan sejak dalam kehamilan. Untuk mengurangi atau menghindari resiko yang bisa timbul dalam kehamilan tersebut dapat melalui beberapa cara.
  • Adapun cara untuk mencegah terjadinya gangguan tumbuh kembang sejak dalam kehamilan tersebut diantaranya adalah : Periksa dan konsultasi ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan lebih awal, kalu perlu berkonsultasi sejak merencanakan kehamilan. Melakukan pemeriksaan skrening secara lengkap terutama infeksi virus TORCH (Toxoplasma, Rubela, Citomegalovirus, herpes atau hepatitis).
  • Periksa dan konsultasi ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan secara rutin dan berkala, dan selalu mengikuti nasehat dan petunjuk dokter dengan baik. Peradarahan selama kehamilan segera periksa ke dokter kandungan anda. Perdarahan selama kehamilan paling sering disebabkan karena kelainan plasenta. Kondisi tersebut mengakibatkan gangguan transportasi oksigen dan nutrisi ke bayi yang mengakibatkan gangguan pada otak janin.
  • Perdarahan pada awal kehamilan juga berhubungan dengan kelahiran prematur dan bayi lahir berat rendah. Prematur dan berat bayi lahir rendah juga merupakan resiko tinggi terjadinya autism dan gangguan bahasa lainnya. Berhati-hatilah minum obat selama kehamilan, bila perlu harus konsultasi ke dokter terlebih dahulu. Obat-obatan yang diminum selama kehamilan terutama trimester pertama. Peneliti di Swedia melaporkan pemberian obat Thaliodomide pada awal kehamilan dapat mengganggu pembentukan sistem susunan saraf pusat yang mengakibatkan autism dan gangguan perkembangan lainnya termasuk gangguan berbiocara.
  • Bila bayi beresiko alergi sebaiknya ibu mulai menghindari paparan alergi berupa asap rokok, debu atau makanan penyebab alergi sejak usia di atas 3 bulan.
  • Hindari paparan makanan atau bahan kimiawi atau toksik lainnya selama kehamilan. Jaga higiene, sanitasi dan kebersihan diri dan lingkungan kita. Konsumsilah makanan yang bergizi baik dan dalam jumlah yang cukup. Sekaligus konsumsi vitamin dan mineral tertentu sesuai anjuran dokter secara teratur.
  • Adanya Fetal Atopi atau Maternal Atopi, yaitu kondisi alergi pada janin yang diakibatkan masuknya bahan penyebab alergi melalui ibu. Menurut pengamatan penulis, hal ini dapat dilihat adanya Gerakan bayi gerakan refluks oesefagial (hiccupps/cegukan) yang berlebihan sejak dalam kandungan terutama terjadi malam hari. Diduga dalam kedaaan tersebut bayi terpengaruh pencernaan dan aktifitasnya oleh penyebab tertentu termasuk alergi ataupun bahan-bahan toksik lainnya selama kehamilan. Bila gerakan bayi dan gerakan hiccups/cegukan pada janin yang berlebihan terutama pada malam hari serta terdapat gejala alergi atau sensitif pencernaan salah satu atau kedua orang tua. Sebaiknya ibu menghindari atau mengurangi makanan penyebab alergi sejak usia kehamilan di atas 3 bulan.
  • Hindari asap rokok, baik secara langsung atau jauhi ruangan yang dipenuhi asap rokok. Beristirahatlah yang cukup, hindari keadaan stres dan depresi serta selalu mendekatkan diri dengan Tuhan.
PENCEGAHAN SAAT PERSALINAN
  • Persalinan adalah periode yang paling menentukan dalam kehidupan bayi selanjutnya.
  • Beberapa komplikasi yang timbul selama periode ini sangat menentukan kondisi bayi yang akan dilahirkan. Bila terjadi gangguan dalam persalinan maka yang paling berbahaya adalah hambatan aliran darah dan oksigen ke seluruh organ tubuh bayi termasuk otak.
  • Organ otak adalah organ yang paling sensitif dan peka terhadap gangguan ini, kalau otak terganggu maka sangat mempengaruhi kualitas hidup anak baik dalam perkembangan dan perilaku anak nantinya Beberapa hal yang terjadi saat persalinan yang dapat meningkatkan resiko terjadinya perkembangan dan perilaku pada anak, sehingga harus diperhatikan : Melakukan konsultasi dengan dokter spesialis kandungan dan kebidanan tentang rencana persalinan.
  • Dapatkan informasi secara jelas dan lengkap tentang resiko yang bisa terjadi selama persalinan.
  • Bila terdapat resiko dalam persalinan harus diantisipasi kalau terjadi sesuatu. Baik dalam hal bantuan dokter spesialis anak saat persalinan atau sarana perawatan NICU (Neonatologi Intensive Care Unit) bila dibutuhkan. Bila terdapat faktor resiko persalinan seperti : pemotongan tali pusat terlalu cepat, asfiksia pada bayi baru lahir (bayi tidak menangis atau nilai APGAR SCORE rendah
PENCEGAHAN SEJAK USIA BAYI
  • Setelah memasuki usia bayi terdapat beberapa faktor resiko yang harus diwaspadai dan dilakukan upaya pencegahannya. Bila perlu dilakukan terapi dan intervensi secara dini bila sudah mulai dicurigai terdapat gejala atau tanda gangguan perkembangan.
  • Adapun beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah : · Amati gangguan saluran cerna pada bayi sejak lahir.
  • Gangguan teresebut meliputi : sering muntah, tidak buang besar setiap hari, buang air besar sering (di atas usia 2 minggu lebih 3 kali perhari), buang air besar sulit (mengejan), sering kembung, rewel malam hari (kolik), hiccup (cegukan) berlebihan, sering buang angin. Bila terdapat keluhan tersebut maka penyebabnya yang paling sering adalah alergi makanan dan intoleransi makanan. Jalan terbaik mengatasi ganggguan tersebut bukan dengan obat tetapi dengan mencari dan menghindari makanan penyebab keluhan tersebut.
  • Gangguan saluran cerna yang berkepanjangan akan dapat mengganggu fungsi otak yang akhirnya mempengaruhi perkembangan dan perilaku anak. · Bila terdapat kesulitan kenaikkan berat badan, harus diwaspadai. Pemberian vitamin nafsu makan bukan jalan terbaik dalam mengobati penderita, tetapi harus dicari penyebabnya · Bila terdapat kelainan bawaan : kelainan jantung bawaan, kelainan genetik, kelainan metabolik, maka harus dilakukan perawatan oleh dokter ahli. Harus diamati tanda dan gejala autism secara cermat sejak dini. ·
  • Demikian pula bila terjadi gangguan neurologi atau saraf seperti trauma kepala, kejang (bukan kejang demam sederhana) atau gangguan kelemahan otot maka kita harus lebih cermat mendeteksi secara dini gangguan perkembangan. · Pada bayi prematur, bayi dengan riwayat kuning tinggi (hiperbilirubinemi), infeksi berat saat usia bayi (sepsis dll) atau pemberian antibiotika tertentu saat bayi harus dilakukan monitoring tumbuh kembangnya secara rutin dan cermat terutama gangguan perkembangan dan perilaku pada anak.
  • Bila didapatkan penyimpangan gangguan perkembangan khususnya yang mengarah pada gangguan perkembangan dan perilaku maka sebaiknya dilakukan konsultasi sejak dini kepada ahlinya untuk menegakkan diagnosis dan intervensi sejak dini.
  • Pada bayi dengan gangguan pencernaan yang disertai gejala alergi atau terdapat riwayat alergi pada orang tua, sebaiknya menunda pemberian makanan yang beresiko alergi hingga usia diatas 2 atau 3 tahun.
  • Makanan yang harus ditunda adalah telor, ikan laut, kacang tanah, buah-buahan tertentu, keju dan sebagainya. · Bayi yang mengalami gangguan pencernaan sebaiknya juga harus menghindari monosodium glutamat (MSG), amines, tartarzine (zat warna makanan), · Bila gangguan pencernaan dicurigai sebagai Celiac Disease atau Intoleransi Casein dan Gluten maka diet harus bebas casein dan Gluten,
  • Ciptakan lingkungan keluarga yang penuh kasih sayang baik secara kualitas dan kuantitas, hindari rasa permusuhan, pertentangan, emosi dan kekerasan. Bila terdapat faKtor resiko tersebut pada periode kehamilan atau persalinan maka kita harus lebih waspada. Menurut beberapa penelitian resiko tersebut akan semakin besar kemungkinan terjadi autism. Selanjutnya kita harus mengamati secara cermat tanda dan gejala autism sejak usia 0 bulan.
  • Bila didapatkan gejala autism pada usia dini, kalau perlu dilakukan intervensi sejak dini dalam hal pencegahan dan pengobatan. Lebih dini kita melakukan intervensi kejadian autism dapat kita cegah atau paling tidak kita minimalkan keluhan yang akan timbul. Bila resiko itu sudah tampak pada usia bayi maka kondisi tersebut harus kita minimalkan bahkan kalau perlu kita hilangkan. Misal kegagalan kenaikkan berat badan harus betul-betul dicari penyebabnya, pemberian vitamin bukan jalan terbaik untuk mencari penyebab kelainan tersebut.
  • Demikan pula gangguan alergi makanan dan gangguan pencernaan pada bayi, harus segera dicari penyebabnya. Yang paling sering adalah karena alergi makanan atau intoleransi makan, penyebabnya jenis makanan tertentu termasuk susu bayi. Pemberian obat-obat bukanlah cara terbaik untuk mencari penyebab gangguan alergi atau gangguan pencernaan tersebut. Yang paling ideal adalah kita harus menghindari makanan penyebab gangguan tersebut tanpa bantuan obat-obatan. Obat-obatan dapat diberikan sementara bila keluhan yang terjadi cukup berat, bukan untuk selamanya.

PENYEBAB DISLEKSIA

Pengaruh ortografi bahasa

Kompleksitas ortografi bahasa, atau menulis dan ejaan sistem, memiliki dampak langsung pada bagaimana sulitnya untuk belajar membaca dalam bahasa itu; formal, ini adalah kedalaman ortografi. Meskipun bahasa Inggris telah ortografi abjad, itu adalah ortografi yang kompleks atau mendalam yang mempekerjakan pola ejaan pada beberapa tingkatan. Kategori struktural utama yang menyusun ejaan bahasa Inggris adalah surat-suara korespondensi, suku kata, dan morfem. Beberapa bahasa lain, seperti Spanyol, telah ortografi abjad yang mempekerjakan hanya surat-suara korespondensi, yang disebut ortografi dangkal. Hal ini relatif mudah untuk belajar membaca dalam bahasa seperti Spanyol, itu jauh lebih sulit untuk belajar membaca dalam bahasa yang memiliki aksara yang lebih kompleks, seperti dalam bahasa Inggris. Sistem penulisan Logographic, karakter terutama Cina, menimbulkan kesulitan tambahan.
Dari perspektif neurologis, berbagai jenis penulisan, misalnya, alfabet dibandingkan dengan pictographic, memerlukan jalur neurologis yang berbeda untuk membaca, menulis dan mengeja. Karena sistem penulisan yang berbeda memerlukan berbagai bagian otak untuk memproses notasi visual berbicara, anak-anak dengan masalah membaca dalam satu bahasa mungkin tidak memiliki masalah membaca dalam bahasa dengan ortografi yang berbeda. Keterampilan neurologis yang dibutuhkan untuk melakukan tugas-tugas membaca, menulis, dan ejaan dapat bervariasi antara sistem penulisan yang berbeda dan sebagai hasilnya berbeda defisit neurologis keterampilan dapat menyebabkan disleksia masalah dalam kaitannya dengan ortografi yang berbeda.
  • Kekacauan adalah gangguan berbicara lancar melibatkan baik suku dan irama bicara, dan mengakibatkan dalam kecakapan wicara. Pidato yang tidak menentu dan dysrhythmic, terdiri dari spurts cepat dan dendeng yang biasanya melibatkan kalimat yang salah. Kepribadian clutterer beruang kemiripan yang mencolok dengan kepribadian orang-orang dengan ketidakmampuan belajar.

Memperburuk kondisi

Disleksia diyakini kondisi neurologis yang mempengaruhi kemampuan individu untuk membaca dan mengeja bahasa tertulis. Hal ini dapat menyebabkan masalah dengan memori pendengaran dan pendengaran sekuensing. Banyak orang dengan disleksia memiliki masalah pemrosesan pendengaran termasuk sejarah pembalikan pendengaran, dan dapat mengembangkan sendiri Logographic isyarat untuk mengkompensasi hal ini jenis defisit. Auditory pengolahan gangguan diakui sebagai salah satu penyebab utama disleksia. Beberapa anak dapat memperoleh gangguan pendengaran sebagai hasil pengolahan mengalami otitis media dengan efusi (Lem Telinga, telinga Sticky, Grommits) dan kondisi telinga yang parah.
  • Sindrom sensitivitas scotopic, juga dikenal sebagai Sindrom Irlen, adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kepekaan terhadap panjang gelombang tertentu dari cahaya yang mengganggu pemrosesan visual.
  • Attention deficit hyperactivity disorder. Terjadi di antara 12% dan 24% dari mereka dengan disleksia.
  • Afasi
Pengalaman penundaan akuisisi berbicara, dan berbicara dan masalah bahasa dapat disebabkan oleh masalah pengolahan dan masukan decoding pendengaran sebelum mereproduksi versi mereka sendiri pidato, dan dapat diamati sebagai gagap, mengacaukan atau pidato ragu-ragu.

Tuesday, 20 November 2012

Bagaimana Cara Kita Membantu Kanak-Kanak Disleksia

LANGKAH-LANGKAH MENBANTU KANAK-KANAK DISLEKSIA

- Membawa berjumpa dengan pakar pisikologi pembelajaran atau psikologi klinikal pada peringkat awal bagi tujuan menaganinya
- Membantu kanak-kanak memahami bahawa walaupun dia mungkin berbeza dalam banyak hal tetapi tetap disayangi.
- Menambah dan menggalakkan sebarang kemahiran istimewa bakat atau kebolehan semulajadi
- Sentiasa sabar melayani karenah mereka yang mana biasanya kecewa dengan kegagalan yang berterusan.
- Membacakan cerita untuk anak-anak serta menjadi ahli persatuan sokongan ibu bapa
- Memberikan bantuan dan latihan pembelajaran sebelum memasuki tadika
- Mengamalkan suasan kasih sayang serta bersikap perihatin dalam mengekalkan suasana harmoni
- Membuat aktiviti berkeluarga serta memberi bimbingan dalam bidang akademik
- Memberi kebebasan yang terbatas serta nasihat untuk mengenal identiti sendiri
- Mengamalkan konsep diri diberi ganjaran atau pujian contohnya bagus, pandai

Bagaimana guru membantu kanak-kanak di dalam kelas?
Banyak cara yang boleh dilakukan oleh guru dalam membantu kanak-kanak disleksia selain dari kaedah dan teknik mengajar. Antaranya adalah:

• Dudukkan kanak-kanak di hadapan kelas.
• Guru hendaklah bercakap dengan suara yang tenang dan jelas.
• Tulisan guru mestilah terang dan jelas.
• Beri masa yang lebih kepada kanak-kanak dalam menyelesaikan kerja mereka.
• Berikan kelonggaran kepada mereka.
• Banyakkan penglibatan kanak-kanak dalam kemahiran lisan.
• Elakkan kerja-kerja rumah yang terlampau banyak.
• Semasa kanak-kanak lain sedang membaca sendiri, guru cuba ajarkan kanak-kanak bermasalah itu membaca secara fonetik.
• Jangan marahkan kanak-kanak jika tersalah mengeluarkan buku pelajaran tetapi bantulah dia.
• Sediakan bahan pengajaran yang baik.
• Gunakan aplikasi teori Gestalt.
• Tekankan ke atas pengamatan butiran.
• Konsep kedudukan dan orientasi huruf.
• Berikan latihan kemahiran urutan pandangan.
• Pengajaran me

Antara Keistimewaan Kanak-Kanak Disleksia

Keistimewaan Disleksia

•Bertutur dengan baik dan lancar -punya kemahiran lisan setanding dengan rakan sebaya.
•Menjawab soalan secara lisan dengan baik. Jawapan murid menepati kehendak soalan.
•Boleh menghasilkan cerita berpandukan gambar tunggal atau gambar bersiri yang ditunjukkan atau ditayangkan.
•Berminat terhadap perkara baru. Murid disleksia sering mengajukan soalan untuk mendapatkan maklumat lanjut berhubung perkara atau topik baru.
•Mempunyai kecenderungan dalam bidang tertentu seperti dalam bidang seni iaitu nyanyian, melukis, kraftangan dan sebagainya. Bidang sukan seperti permainan, olahraga dan sebagainya.
•Kreatif dan mempunyai banyak idea. Berupaya mengutarakan pendapat, idea dan pandangan.
•Kesedaran yang tinggi terhadap alam sekeliling
•Naluri ingin tahu yang tinggi
•Berfikir secara gambaran dan bukan tulisan
•Daya persepsi yang matang
•Berkebolehan membuat ramalan dan jangkaan
•Berfikir secara dimensi dengan menggunakan semua pancaindera
•Berkhayal sehingga boleh menjadikan impiannya menjadi kenyataan

Masalah Yang Sering dihadapi oleh Kanak-Kanak Disleksia

Masalah utama yang dihadapi kanak-kanak disleksia kebanyakanya adalah dalam proses pembelajaran. Permasalahan ini boleh dikelaskan kepada;

Mengeja
Kelemahan mengeja akan menyebabkan kebolehan untuk menyampaikan pengetahuan yang diperolehi adalah terhad. Untuk tempoh jangka mas yang panjang kelemahan dalam proses mengeja akan memberi kesan terhadap kelemahan membaca. Timbulnya masalah ini adalah berpunca daripada masalah-masalah awalan seperti terdapatnya kekeliruan dalam mengenal pasti huruf-huruf seperti;
m – w y –g – j u – n m – n
c – e p – q h – n b – d

Terdapat juga kekeliruan dalam membunyikan huruf seperti
t – h f – v

Membaca
Kesukaran ini menghadkan kebolehan kanak-kanak untuk mendapatkan maklumat daripada rujukan-rujukan yang berkaitan. Secara langsung ianya akan membuat kanak-kank merasa rendah diri dan tidak berkeyakinan. Mereka censerung menterbalikkan perkataan seperti:
Batu – tuba

Gula - lagu

Selain itu mereka juga melakukan pembalikkan dalam ayat. Contohnya seperti berikut:

pada masa yang sama – dapa masa yang masa

Kekeliruan perkataan antara Bahasa Melayu dengan Bahasa Inggeris. Contohnya seperti berikut :
Bahasa Inggeris dengan Bahasa Melayu

Jam – jem

cat - cat

Menulis
Kanak-kanak ini juga mengalami kesukaran untuk memindahkan maklumat ke atas kertas. Mereka juga mengalami kesukaran untuk memegang pensel dan tidak dapat menulis mengikut garisan yang disediakan. Kanak-kanak ini juga cenderung menulis perkataan yang pelik-pelik


Bercakap dan mendengar
Terdapat juga diatara mereka yang mengalami kesukaran untuk bertutur. Mereka juga kelihatan seperti tidak mendengar atau mempedulikkan. Hal ini berlaku disebabkan kelambatan dalam proses maklimat yang diperolehi. Mereka juga tidak melakukan atau menyusun sesuatu mengikut susunan.


Nombor
Kanak-kanak ini juga menghadapi kesukaran dalam pembelajaran yang berkaitan dengan matematik mental. Terdapat kekeliruan terhadap tanda dan simbol dan suka menterbalikkan nombor yang sama. Contohnya seperti berikut :
3 – 5 - 8

9 - 6


Masalah fizikal, pengurusan diri dan sosial
- Pakaian sentiasa tidak kemas tetapi tidak kotor dan pandai membutangkan baju, kidal dan pandai mengikat tali kasut
- Kelihatan berminat dalam pelajaran tetapi dilabel pemalas dan kelihatan bodoh
- Skop penglihatan yang terhad di mana keliru antara depan, belakang, kiri, kanan,, atas, bawah serta pengamatan yang lemah

Ciri-ciri Disleksia

1) perkembangan motor yang kurang matang termasuk kelakuan-kelakuan hiperkinetik
2) gangguan penglihatan
3) singkat ingatan
4) gangguan dalam bahasa
5) kebolehan kognitif yang rendah
6) kesukaran dalam kematangan emosi dan social
7) tidak dapat membezakan lambing bertulis dengan bunyi lambing tersebut
8) tidak dapat mengaitkan bunyi huruf dengan lambang iaitu tidak dapat mengingat lambang mana yang harus ditulis untuk dipadankan dengan bunyi-bunyi tersebut
9) tidak dapat menyusun lambang tulisan supaya betul dan bersesuaian dengan bunyi-bunyinya agar menjadi perkataan yang beermakna
10) tidak dapat menulis dari kiri ke kanan dan juga tidak dapat menulis susunan huruf atau perkataan agar tidak terbalik kedudukannya.
11) Tidak dapat menyusun atau mengurus masa dan ruang mengikut susunannya.
12) Tidak dapat membuat koordinasi motor mata-tangan kiri kanan serta menumpukan perhatian
13) Sukar mengikuti latihan sukan yang kompleks
14) Peningkatan tumpuan kepada aktiviti pendengaran
15) Lebih tumpuan kepada aktiviti pendebgaran yang mana menutup kemahiran pandangan
16) Sukar belalar bahasa, ketidakseimbangan kebolehan intelektual
17) Tidak lancar membaca,menulis daya tumpuan yang lemah

Kesalahan-kesalahan dari segi bacaan yang dilakukan oleh kanak-kanak disleksia
• Mereka-reka cerita berdasarkan gambar yang ditunjukkan walaupun cerita tersebut tiada kaitan dengan isi bacaan.
• Membaca lambat dan teragak-agak.
• Mengikut bacaan dengan jari.
• Kerap hilang tempat bacaan, sama ada hilang terus atau membaca baris tersebut dua kali.
• Membaca kuat tetapi teragak-agak dengan satu intonasi.
• Cuba mengeja tetapi sebutannya salah misalnya mengeja ketat tetapi menyebut kelat.
• Meramal perkataan tanpa mengira ianya bermakna atau tidak.
• Membaca secara terbalik misalnya aman dibaca nama dan sebagainya.
• Menyusun perkataan dengan susunan yang salah.
• Memendekkan perkataan yang panjang misalnya kerosakan dibaca rosak sahaja.
• Salah membaca perkataan yang mempunyai bentuk yang sama misalnya kakak=katak, baju=bayu.
• Menggantikan perkataan lain yang sama maknanya misalnya ayahanda=bapa.


Kesilapan tulisan-tulisan yang dilakukan kanak-kanak disleksia
• Menulis huruf-huruf dengan susunan yang salah misalnya saman ditulin sanam.
• Menulis secara mirror writing.
• Menterbalikkan huruf misalnya b menjadi d.
• Menulis perkataan yang didengar misalnya buang menjadi buwang.
• Menggunakan perkataan yang ganjil seperti mjeik, pojktc dan lain-lain lagi.
• Tertinggal huruf dalam perkataan seperti emak menjadi mak sahaja.
• Menambah huruf misalnya tuang menjadi tunang.
• Tidak dapat menulis huruf yang disebut.
• Tidak dapat memilih huruf yang disebut.
• Tidak dapat menyesuaikan huruf dengan huruf yang sama.

Nak lagi "detail"???

Ciri-ciri Disleksia Kanak-kanak pra-sekolah :
- Kemahiran bertutur yang lambat dan sukar memahami arahan
- Suka mengganti perkataan dan hiperaktif
- Kemahiran motor kasar dan motor halus yang lemah
- Seringkali terlupa nama benda-benda atau pelajaran yang dipelajari
- Tidak merangkak semasa bayi
- Suka mendengar bacaan tetapi tidak berminat membaca sendiri
- Sifat ingin tahu tinggi, berminat terhadap pekara baru dan suka bertanya banyak soalanKanak-kanak

Ciri-ciri Disleksia Kanak-kanak Sekolah Rendah :

Umur 6 hingga 9 tahun
- Kemahiran membaca, menulis dan mengeja yang lemah dan suka menterbalikkan perkataan, huruf dan nombor
- Menggunakan jari untuk mengira dan membaca
- Keliru dengan kiri dan kanan
- Tulisan cermin atau terbalik

Umur 9 hingga 12 tahun
- Kesilapan membaca, mengeja dan lemah dalam kefahaman
- Mengambil masa yang panjang untuk menyiapkan latihan
- Kesukaran menyalin maklumat dipapan putih atau buku teks
- Sukar mengikuti arahan lisan yang panjang
- Kelihatan tidak terurus semasa berada dirumah atau sekolah
- Kurang keyakinan dan menghadapi masalah tekanan jiwa Sekolah Menengah :
- Kesukaran membaca dan terkeliru dengan perkataan dan ejaan yang tidak konsisten
- Kesukaran menulis karangan
- Keliru dengan nombor-nombor dan arahan oral
- Kesukaran mempelajari bahasa lain
- Lemah dalam kefahaman dan tidak mempunyai ramai kawan
- Jenis orang yang suka senyap
- Bercakap dengan nada yang kuat atau menjerit daripada konsisten
- Kurang kemahiran bersosial

Punca-punca Disleksia

Mengikut Mercer, 1997; Hammond dan Hughes, 1996 dan Spaafford dan Grosser,1996, antara punca-punca disleksia ialah;

Keturunan atau genetik
Kebanyakan kes, terdapat beberapa ahli keluarga yang mengalami masalah-masalah yang sama. Kemungkinan punca ini boleh diwarisi yang membezakan adalah darjah keterukannya. Terdapat kajian yang dijalankan telah membuktikan disleksia desebabkan oleh kromosom 15, 1 dan 16 yang boleh diperturunkan secara turun-temurun (Psychological Society, 1991 dan Hammond dan Hughes, 1996)

Biologi
Sejarah kanak-kanak disleksia biasanya adalah semasa dilahirkan tidak cukup bulan, kekurangan oksigen semasa dilahirkan atau kelahiran yang amat sukar. Faktor-faktor ini menjadi punca kelambatan atau ketidaksempurnaan perkembangan. Sebahagian daripada kerosakan otak yang menyebabkan kanak-kanak ini mengalami masalah belajar dan kerosakan ini minimum.

•Kesukaran ibu semasa dilahirkan seperti lahir tidak cukup bulan, kekurangan oksigen semasa dilahirkan atau komplikasi yang dihadapi ibu semasa proses kelahiran. Semua faktor ini berkemungkinan menyebabkan ketidaksempurnaan perkembangan pada otak yang menyebabkan kanak-kanak tersebut menghadapi masalah disleksia (Hammond dan Hughes, 1996; 11).

•Dejerine (1892) (disunting oleh Spatford dan Grosser) telah membuat kesimpulan bahawa disleksia adalah berpunca daripada kerosakan pada ‘Corpus Callosum’ dan ‘Visual Cortex’ dalam otak manusia.

Kematangan
•Biasanya terdapat perbezaan dalam perkembangan sistem saraf manusia. Ada kanak-kanak yang lebih lambat perkembangannya pada bahagian-bahagian tertentu dalam sistem saraf jika dibandingkan dengan rakan sebayanya.

•Kanak-kanak lelaki lebih lambat matang daripada kanak-kanak perempuan. Perkembangan kematangan kanak-kanak lelaki secara umumnya berlaku secara mendadak dan tidak berperingkat seperti kanak-kanak perempuan.

•Kelewatan kematangan merupakan antara kemungkinan punca kanak-kanak mengalami disleksia.


Bagaimana Disleksia terjadi?

• Kesilapan yang dilakukan oleh kanak-kanak ini banyak persamaan dengan kesilapan yang dilakukan oleh orang dewasa aphasia yang menghadapi kerosakan otak. Perbezaannya adalah mangsa aphasia telah pun mempunyai kemahiran membaca dan menulis tetapi disebabkan kecederaan di otak, dia tidak dapat lagi membaca dan menulis sementara kanak-kanak disleksia pula tidak pernah mempunyai kemahiran membaca dan menulis.

• Biasanya penyakit ini telah sedia ada dalam gen keluarga kanak-kanak tersebut. Ini telah dibuktikan oleh Hallgren (1970) yang membuat kajian ke atas 12 pasangan kembar monozygote dan mendapati kesemua keluarga 12 kes tersebut menghadapi masalah dalam bacaan dan ejaan semasa zaman kanak-kanak.

• Didapati penyakit ini banyak menyerang kanak-kanak lelaki daripada kanak-kanak perempuan dengan kadar 3:1/2:1. Ini disebabnya oleh orang lelaki lebih banyak tanggungjawab berbanding orang perempuan.

• Disleksia berlaku secara perkembangan atau pembinaan iaitu berkembang sedikit demi sedikit. Bahagian-bahagian tertentu dalam otak tidak berapa matang atau dengan kata lain perkatan pertumbuhannya tidak seimbang lalu menyebabkan bahagian otak yang mengawal bacaan dan ejaan tidak dapat lagi berfungsi dengan sepenuhnya.

• Berlaku perlawanan dalam dua cerebral hemisphere dalam menguasai kemahiran bacaan dan ejaan. Pada kebiasaannya hemisphere kiri yang menguasai bacaan tetapi kerana ianya lemah maka terjadilah keterbalikkan perkataan dan huruf kepada kanak-kanak ini.

• Ada juga pendapat yang mengatakan bahawa masalah dysleksia adalah disebabkan oleh pengajaran guru yang tidak berkesan. Pendapat ini telah ditentang hebat dengan alasan jika pengajaran guru tidak sesuai, sudah tentu terdapat satu kumpulan murid di dalam kelas yang menghadapi disleksia.

• Berlaku akibat rencatan secara am di dalam perkembangan bahasa kanak-kanak itu.

Jenis-jenis Disleksia

1) Disleksia Visual
Tidak dapat menterjemahkan lambing-lambang bahasa yang ditulis atau dicetak supaya ianya bermakna. Perkataan –perkataan atau huruf-huruf yang dilihat terbalik.
Sukar mengingati dan mengenal huruf, tidak berupaya menterjemah symbol.

Kesukaran utama yang dihadapi ialah untuk mengigat dan mengenal abjad serta konfugirasi perkataan. Simbol-simbol perkataan yang dicetak juga sukar untuk diterjemahkan. Kemungkinan untuk melihat abjad-abjad tertentu atau sebahagian perkataan adalah secara terbali

2) Disleksia Auditori
Tidak dapat membuat pengamatan pendengaran atau tidak dapat membezakan bunyi huruf yang diperdengarkan padanya.
Sukar mengingatai bunyi huruf, memahami bunyi mengikut suku kata dan menyusun atau menggabungkan suku kata untuk menyebut perkataan.

Kesukaran untuk mengingat bunyi abjad, menganalisis bunyi mengikut suku kata perkataan dan menyusun atau menggabungkan suku kata bagi menyembunyikan perkataan. Bunyi percakapan yang tuturkan secara halus juga tidak dapat dibezakan. Masalah untuk membezakan bunyi vokal dengan konsonan juga dihadapi oleh disleksia auditori

3) Disgraphia
Kesukaran dalam mengkoordinasikan tangan dan otot-otot tangan agar dapat menulis dengan baik dan tulisannya dapat dibaca.

Kesukaran mambaca yang amat teruk dan ini disebabkan oleh kelemahan untuk memproses tulisan secara visual dan audio

DISLEKSIA

Apakah disleksia?

Kepayahan memahami perkataan. Kepayahan dalam melihat perkataan, mendengar sebutan perkataan, menyebut perkataan dan sebagainya.ia juga disebut kesukaran dalam mentafsir fonologi yang bermaksud kesukaran dalam menggambarkan dan menghubungkaitkan perkataan dalam ingatan untuk mengingati perkataan itu.

Disleksia adalah satu masalah pembelajaran iaitu kesukaran mengenal huruf, membaca, menulis, mendengar dan bercakap disebalik pengajaran yang cukup dan peluang budaya yang sempurna. Sebenarnya masalah ini bukanlah satu penyakit dan ia tidak memerlukan ubat untuk mengubatinya, sebaliknya dengan program pendidikan yang sesuai masalah ini dapat dikurangkan. Disleksia juga bukan disebabkan kecerdasan yang lemah serta penglihatan tetapi seseorang disleksia tidak mengecam sesuatu dalam keadaan terbalik. Ternyata sekali disleksia menghuraikan sesuatu kelainan dalam otak, selalunya ia adalah pemberian Tuhan yang terus berkembang dalam diri seseorang dengan cara yang berlainan.

DEFINISI

Perkataan “disleksia” (dyslexia) adalah hasil gabuangan dua perkataan Greek iaitu “Dys” yang bermaksud kesukaran dan “Lexis” bermaksud perkataan atau dengan kata lain, kesukaran menggunakan perkataan. Istilah ‘buta huruf’ juga digunakan untuk kategori ini. Seorang Profesor Berlin pada tahun 1887, merangkap seorang pakar perubatan dan ‘ophalomotologist’ telah memperkenalkan perkataan ‘Disleksia’ (Hammond dan Hugges, 1996:3)“Disleksia ialah satu ‘Disorder’ dalam kanak-kanak yang telah terima Pendidikan Biasa, tidak memperolehi kemahiran bahasa, bacaan, menulis dan ejaan yang setaraf intelek” (World Federation Of Neurology, 1968) Selain itu terdapat juga beberapa perkataan lain yang berkaitan dengan Disleksia, diantaranya ialah:-

•Dyscalculia (Diskalkulia) iaitu seorang disleksia yang bermasalah dalam pengiraan ataupun matematik
•Dysgraphia (Disgrafia) iaitu seorang disleksis yang bermasalah dalam bahasa
•Dyspraxia (Dispraksia) iaitu seorang disleksis yang bermasalah dalam ko-ordinasi moto-mata-tangan

Saturday, 17 November 2012

UJIAN SARINGAN DAN DIAGNOSTIK

Ujian Saringan (US)
Ujian Saringan merupakan ujian yang dijalankan untuk menapis atau menyaring murid-murid berkeperluan khas daripada kelas perdana. Guru dapat mengesan kurid-murid yang dijangka memerlukan program pemulihan khas hasil daripada Ujian Saringan.

 Ujian Saringan ialah satu alat untuk meninjau secara am kelemahan dan kekuatan murid dalam kemahiran mata pelajaran asas.
 Instrumen US didasarkan kepada apa yang sudah dipelajari oleh murid dalam kelas biasa.
 Menguji murid yang dijangka memerlukan perkhidmatan pendidikan pemulihan.

Faktor yang menentukan bilangan murid :
• Skor yang rendah dalam Ujian Saringan.
• Jumlah yang dapat diselenggarakan oleh guru pemulihan.
• Masalah murid.
• Kemudahan ruang untuk kelas pemulihan.

Ujian Diagnostik
Definisi
Adalah satu alat pengukuran yang membolehkan guru pemulihan khas mengesan punca dan kawasan kelemahan secara terpeinci yang dihadapi oleh seseorang murid.

Tujuan Ujian Diagnostik
• Ujian diagnostik bertujuan membantu guru mengenalpasti secara khusus kesulitan kesulitanyangdihadapiolehmurid.
• Ujian diagnostik bertujuan membantu guru mengenal pasti punca kegagalan murid untuk menguasai sesuatu kemahiran.
• Ujian diagnostik bertujuan membantu guru mengenal pasti kumpulan tertentu mengikut kebolehan dan kawasan-kawasan kesukaran yang dihadapi oleh murid.
• Ujian diagnostik bertujuan membantu guru merancang satu program pengajaran yang khusus pada individu atau kumpulan dengan lebih tepat dan sistematik.
• Ujian diagnostik bertujuan membolehkan guru merancang dan membina program dan bahan bantu mengejar yang bersesuaian mengikut tahap murid.

Membina Ujian Diagnostik
 Sebelum membina sesuatu ujian diagnostik, beberapa perkara utama perlu ditentukan:
• Objektif ujian
• Kemahiran yang hendak diuji
• Bagaimana hendak menguji individu / kumpulan.
• Siapa yang hendak diuji – sasaran.

• Ujian yang dirancang dengan teliti, cermat dan sempurna dapat memberikan penilaian yang lebih adil terhadap murid pemulihan. Oleh itu, borang JPU perlu disediakan.-

• Ujian berbentuk lisan dan bertulis lebih sesuai untuk menilai kesukaran yang dihadapi oleh murid dalam pembelajaran.

• Kemahiran tersebut mestilah telah diajar sebelum ia diuji. Kemahiran tersebut hendaklah disusun dari senang ke susah.

• Item yang hendak dibina berdasarkan kemahiran yang telah diperincikan terlebih dahulu.

Pelaksanaan dan Panduan Mentadbir Ujian Diagnostik

• Ujian diagnostik hendaklah dilaksanakan setelah guru mengenal pasti murid-murid yang dipilih mengikuti program pemulihan Bahasa Melayu.

• Ujian diagnostik lisan dijalankan secara individu, sementara ujian diagnostik bertulis dijalankan secara kumpulan kecil tidak melebihi empat orang dalam satu masa.

• Oleh sebab ujian ini disediakan mengikut turutan kognitif yang paling rendah kepada yang paling tinggi – pengetahuan, pemahaman, penggunaan, maka hendaklah dimulakan dengan ujian lisan dan di ikuti dengan ujian bertulis.

• Ujian ini hendaklah diberhentikan sekiranya seseorang yang di uji itu didapati gagal menjawab semua item dengan betul dalam 3 kemahiran berturut-turut.

• Setiap jawapan murid dalam ujian lisan hendaklah direkodkan.

• Keputusan ujian diagnostik dapat memberi panduan kepada guru untuk menyusun satu program pengajaran kepada murid tersebut.

• Berikan masa yang cukup kepada murid untuk menjawab soalan supaya mereka dapat menjawab dengan tenag dan selesa.

• Markah uijan yang diberi tidak penting, tetapi yang penting ialah keterangan-keterangan atau data-data yang diberi cara mana murid belajar.

• Semua jawapan hendaklah diteliti oleh guru supaya guru tahu apa yang murid tidak tahu dan di manaa kesilapan mereka.
• Setiap kesalahan dan kesilapan murid hendaklah direkodkan untuk menjadi panduan kepada guru pada satu masa yang lain.

Analisa Ujian Diagnostik
• Jumlah kesalahan setiap kemahiran yang dilakukan oleh murid hendaklah direkodkan dalam borang analisis
• Hasil analisis ujian diagnostik menjadi asas kepada guru untuk merancang pengajaran sama ada secara kumpulan atau pun individu.

PENGURUSAN TINGKAH LAKU

JENIS-JENIS TINGKAH LAKU BERMASALAH

Secara umumnya, tingkah laku bermasalah dapat dikategorikan kepada tingkah laku bermasalah positif dan tingkah laku bermasalah negatif.

A. Tingkah laku bermasalah positif

Tingkah laku bermasalah positif bermaksud tingkah laku positif yang ditunjukkan oleh kanak-kanak tetapi tingkah laku itu akan menjadi bermasalah sekiranya dilakukan secara berlebihan atau tanpa kawalan dan boleh menimbulkan masalah kepadanya. Misalnya, sifat ingin tahu yang berlebihan kepada seorang kanak-kanak boleh menyebabkannya bertindak keterlaluan sehingga menyusahkan dirinya dan orang lain.


B. Tingkah laku bermasalah negatif

Tingkah laku bermasalah negatif adalah jelas iaitu tingkah laku yang menimbulkan masalah kepada dirinya dan juga orang lain. Beberapa contoh tingkah laku bermasalah negatif adalah seperti berikut:

i. Tingkah laku Disruptif/mengganggu

Perlakuan sentiasa mengganggu perjalanan pengajaran dan pembelajaran dalam kelas. Tingkah laku ini juga berlaku di luar kelas dan juga di rumah.

ii. Pergantungan berlebihan

Kanak-kanak yang sangat bergantung kepada orang lain, tidak dapat berdikari, dan tidak berupaya membuat keputusan sendiri.Contohnya tidak mahu hadir ke sekolah tanpa ditemani ibu. Kadangkala ada ibu yang terpaksa duduk di luar kelas.

iii. Agresif

Tingkah laku agesif adalah seperti suka memulakan pergaduhan, suka bergaduh, suka memaki hamun, dan sebagainya.

iv. Distruktif/merosakkan

Perlakuan yang suka merosakkan benda seperti kerusi meja, barangan kawan sekelas, mengoyak poster atau notis di papan kenyataan dan sebagainya.

v. Kebimbangan

Perasaan kurang senang atau takut akibat anggapan bahawa sesuatu yang tidak diingini akan berlaku. Keadaan ini akibat daripada pengalaman emosi yang tidak menggembirakan yang dialami oleh seseorang .

vi. Pengasingan diri

Suka menjauhkan diri daripada orang lain yang kurang disenangi. Tingkah laku ini juga dijadikan sebagai mekanisme helah bela diri untuk mengelakkan diri daripada berkomunikasi dengan orang lain.

vii. Ponteng sekolah

Perlakuan yang sengaja dibuat iaitu tidak hadir ke sekolah tanpa pengetahuan ibu bapa dengan membuang masa di tempat lain seperti pusat membeli belah atau taman permainan.

viii. Enggan ke sekolah

Enggan ke sekolah akibat daripada perasaan fobia terhadap sekolah. Kanak-kanak ini berasa bimbang untuk berpisah dengan keluarga dan bimbang meninggalkan kawasan rumahnya.

ix. Mencuri

Mengambil hak orang lain tanpa kebenaran tuannya. Tabiat mencuri barang rakan sekelas akan menyebabkan pertengkaran, pergaduhan, dan dipulaukan oleh rakan sekelas.


Punca salah laku

Tingkah laku yang ditunjukkan oleh kanak-kanak berpunca daripada faktor-faktor tertentu. Guru perlu memahami faktor-faktor yang menjadi punca masalah tingkah laku muridnya supaya menjadi panduan dalam merangka program pengurusan tingkah laku bagi murid tersebut. Roger Stancliffe (tidak bertarikh) telah menyenaraikan 9 faktor yang dikaitkan dengan masalah tingkah laku kanak-kanak.

i. persekitaran
ii. tekanan psikologikal
iii. ketakutan dan fobia
iv. peneguhan yang kurang sesuai
v. kemahiran komunikasi dan sosial yang terhad
vi. kesukaran tugasan
vii. aktiviti dan tahap rangsangan
viii. kesihatan dan perubatan
ix. jangkaan tingkah laku

Faktor persekitaran
Sesetengah kanak-kanak sangat sensitif terhadap persekitaran seperti bunyi bising, sejuk, panas, dan lain-lain. Perubahan tingkah laku akan ditunjukkan terutamanya bagi kanak-kanak yang mengalami kecacatan teruk, autisme, dan lain-lain.

Tekanan psikologi
Individu yang mengalami masalah tingkah laku obsesif dan tingkah laku yang sudah menjadi tabiatnya akan berasa senang dengan tingkah laku tersebut. Mereka akan berasa tertekan apabila kebiasaan tingkah laku itu diganggu atau dihalang.

Ketakutan dan fobia
Fobia adalah ketakutan yang keterlaluan terhadap sesuatu. Fobia termasuk juga takut terhadap sesuatu yang berbahaya seperti ular atau ketinggian yang melebihi tahap bahaya sebenar perkara tersebut. Ketakutan ini boleh menyebabkan bahaya kepada individu tersebut seperti berlari melintas jalan raya kerana takutkan anjing.

Peneguhan yang kurang sesuai
Tingkah laku bermasalah ada kalanya dikukuhkan secara tidak sengaja. Tindak balas semula jadi kita secara serta merta terhadap tingkah laku tertentu ada kalanya menjadikan tingkah laku itu lebih teruk. Sebagai contoh, seorang kanak-kanak yang enggan makan ubat akan dipujuk serta dijanjikan dengan beberapa ganjaran oleh ibu dan bapanya. Oleh itu, kanak-kanak itu akan sengaja enggan makan ubat kerana mahukan perhatian daripada ibu bapanya.

Kemahiran komunikasi dan sosial yang terhad
Terdapat bukti yang jelas menunjukkan bahawa kadar tingkah laku bermasalah yang tinggi di kalangan kanak-kanak yang kurang berkomunikasi berbanding kanak-kanak yang boleh berkomunikasi dengan baik.

Kesukaran tugasan
Kesukaran tugasan boleh menyebabkan kanak-kanak melakukan kesilapan dan mengalami kegagalan. Keadaan kekecewaan ini berkait rapat dengan masalah tingkah laku yang mereka tunjukkan.

Aktiviti dan tahap rangsangan
Kekurangan aktiviti yang membina akan menyebabkan berlakunya masalah tingkah laku. Sebagai contoh, guru bukan hanya setakat memberi mainan atau buku kepada muridnya tetapi perlu mengajar murid tersebut kemahiran yang perlu untuk melakukan aktiviti tersebut.

Kesihatan dan perubatan
Kesakitan atau keadaan tertekan yang berkaitan dengan keadaan kesihatan tertentu boleh menyebabkan rasa kurang selesa dan boleh menyebabkannya berkelakuan kurang sesuai.

Jangkaan tingkah laku
Ada kalanya ibu bapa atau guru menjadi letih dengan tingkah laku kanak-kanak-kanak dan membiarkannya berkelakuan sedemikian dengan anggapan bahawa tingkah laku itu akan hilang dengan sendirinya. Jangkaan terhadap tingkah laku kanak-kanak tersebut adalah rendah daripada yang sepatutnya. Sebenarnya mereka ini terperangkap dengan anggapan bahawa itulah sifat kanak-kanak tersebut dan tidak boleh diubah lagi (the way he/she is).


TEKNIK-TEKNIK PENGURUSAN TINGKAH LAKU

Pelupusan dan peningkatan tingkah laku

Strategi pengurusan tingkah laku yang dipilih hendaklah sesuai dengan mengambil kira faktor-faktor murid tersebut seperti fizikal, emosi, mental, tahap keterukan, dan juga faktor pengaruh persekitaran, dan jangka masa pelaksanaan yang tertentu.


Strategi pengurusan tingkah laku melibatkan teknik-teknik berikut;

ganjaran (reinforcers)
Terdapat 3 jenis ganjaran iaitu;
i. ganjaran primer – makanan, minuman dll
ii. ganjaran social- senyuman, pujian dll
iii. ganjaran sekunder – token, kupon, mainan, bintang dll

dendaan (punishment)
- tahanan kelas (lambat balik) , dendaan fizikal, ambil balik token/hak

pengasingan (isolation)
- mengasingkan peneguh daripada tingkah laku yang dipilih
- asingkan murid daripada aktiviti yang disukainya

pembentukan (shaping)
- pemberian pengukuhan kepada perlakuan-perlakuan yang dilakukan oleh murid yang menjurus kepada pementukan perlakuan yang dikehendaki.

prompting
- digunakan untuk mendapatkan rangsangan tertentu yang dipilih sebagai tanda atau klu kepada murid untuk melaksanakan tingkah laku yang dikehendaki secara lisan, gerak badan (gesture) dan fizikal.

fading (pelunturan)
- mengurangkan tingkah laku atau ganjaran secara perlahan-lahan

modeling
- menggunakan watak-watak (murid,guru ) yang disukai dan dihormati untuk diteladani oleh murid

kejelakan/Kebosanan (satiation)
- membiarkan murid melakukan tingkah laku itu hingga dia jemu melakukannya dan berhenti sendiri
- “Over Correction” adalah satu teknik kejelakan.

desensitization
- tindakan-tindakan secara beransur-ansur untuk menghilangkan rasa gugup atau takut yang berlebihan takut bercakap di depan kelas, fobia dll

bimbingan dan kaunseling
- pendekatan-pendekatan kaunseling untuk membimbjng murid menghadapi atau menangani masalah tingkah laku

terapi muzik/seni
- menggunakan muzik atau seni untuk mententeramkan emosi, anxiety, dan melepaskan perasaan yang tertekan

penamatan/pelupusan (extinction)
- memberhentikan atau menyekat murid murid daripada terus melakukan tingkah laku negatif secara beransur-ansur dengan menggantikan dengan tingkah laku baru yang positif

pengasingan (time-out, suspension)
- menempatkan murid berasingan daripada kumpulan (penjuru bilik, bilik khas)
- mengeluarkan murid daripada aktiviti kumpulan

kontrak perjanjian (contigency contracting)
- persetujuan di antara dua pihak atau lebih (guru dan murid) secara lisan atau bertulis. Murid dipertanggungjawabkan terhadap perkara atau aktiviti yang dipilih. Kontrak akan berjaya jika murid faham akan tingkah laku yang hendak diubah dan murid faham akan kesan yang
akan berlaku.


LANGKAH-LANGKAH PEMBENTUKAN PROGRAM PENGURUSAN TINGKAH LAKU

Program pengurusan tingkah laku merupakan dokumen bertulis yang telah dirancang, dibina, dilaksana , dan direkod bagi meningkatkan atau mengurangkan satu-satu tingkah laku bermasalah atau luar biasa.

Langkah-langkah yang disarankan dalam program pengurusan tingkah laku ini boleh diubah suai bergantung kepada kesesuaian individu atau kumpulan murid tersebut.

Langkah-langkah pembentukan program pengurusan tingkah laku;

- memilih tingkah laku yang perlu diubah berdasarkan keutamaan
- membuat pemerhatian dan merekodkan tingkah laku tersebut
- menentukan tingkah laku sasaran yang hendak dicapai (target behaviour)
- mengenal pasti masa pelaksanaan bagi tiap peringkat
- memilih strategi dan kaedah yang perlu diguna pakai
- menentukan ganjaran dan dendaan (reinforcer and punishment)
menjalankan program
- melakukan penilaian secara berterusan atau secara berkala (periodical evaluation)
- tindakan/intervensi susulan (berhenti apabila tingkah laku sasaran dicapai
- memastikan supaya tingkah laku negatif tidak berulang dan tingkah laku yang telah dipulih (positif) dikekalkan atau ditingkatkan

Sebelum sesuatu tingkah laku dapat diurus, beberapa perkara perlu diambil perhatian terlebih dahulu,iaitu;

- Apakah jenis tingkah laku yang dapat diperhati?
- Tingkah laku yang mana satu harus diberi keutamaan?
- Bila tingkah laku itu berlaku?
- Kekerapan tingkah itu berlaku.
- Apakah punca/sebab tingkah laku itu berlaku?
- Bagaimana hendak mengurus tingkah laklu tersebut?

PERANAN GURU PEMULIHAN KHAS

PERANAN GURU PEMULIHAN

i. Sebagai Penilai ( An Assessment Role )

- Menyedia dan menjalankan ujian saringan untuk mengenal pasti murid-murid
yang memerlukan pemulihan khas.

- Menjalankan Ujian Diagnostik untuk mengenal pasti masalah pembelajaran
yang khusus yang dihadapi oleh murid-murid.

- Menjalankan penilaian berterusan dan merekodkannya dengan rapi dan
tersusun.

- Cara melaksana penilaian : Formal/Tak formal

ii. Preskriptif ( Presciptive Role )

- Merancang dan menyelia serta melaksanakan program individu bagi kanak-
kanak yang mempunyai masalah pembelajaran yang tertentu.

- Mengadakan bengkel atau demonstrasi pengajaran pemulihan di mana
keadaan memerlukan.


iii. Peranan Pengajaran (A Teaching Therapeutik)

- Mengajar dan membantu murid-murid yang lambat dan menghadapi masalah
kemahiran asas 3M.

- Mengajar bersama-sama dengan guru mata pelajaran sebagai “ team
teaching ” / “ guru pendamping ” sekiranya perlu.


iv. Peranan Khidmat Bantu ( A Supportive Role )

- Membantu guru-guru merancang dan penambahbaikkan aktiviti-aktiviti dan
bahan-bahan pengajaran dan pembelajaran.

- Membimbing guru-guru melaksanakan teknik dan kaedah mengajar murid-murid yang
menghadapi masalah 3M.

v. Peranan Perhubungan ( A Liaison Role )

- Berbincang dengan ibu bapa atau penjaga murid untuk mendapatkan maklumat murid.

- Memberi cadangan kepada ibu bapa untuk membantu pembelajaran anak-anak mereka.


- Tujuan mengadakan penilaian mesti jelas

- Bersikap jujur semasa menilai

- Menilai semua dokumen awal – KIA2M sebelum pengesahan penempatan

- Ujian Pencapaian setiap 3 bulan – mengesahkan tahap penguasaan kemahiran


BIDANG TUGAS GURU PENDIDIKAN PEMULIHAN KHAS

- Menjalankan kerja-kerja pemulihan khusus untuk murid-murid lemah yang
terpilih dari Tahun 2 hingga Tahun 6. Keutamaan hendaklah diberi kepada
murid-murid Tahun 1 hingga 3.

- Membantu guru-guru asas dalam hal:

- Mengenalpasti murid-murid lemah yang memerlukan pengajaran pemulihan
sama ada di kelas biasa atau kelas khas.

- Merancang dan menyediakan aktiviti-aktiviti serta bahan-bahan pemulihan.

- Mengatur jadual waktu untuk pengajaran pemulihan khas.

- Mengajar sebagai guru pembimbing untuk membantu guru mata pelajaran asas
sekiranya keadaan memerlukan.

- Berjumpa dan berbincang dengan guru , ibubapa, doktor, pegawai
kebajikan dan pihak-pihak lain yang boleh membantu untuk mendapatkan
maklumat lanjut tentang tingkah laku, kesihatan dan keterangan lain mengenai
latar belakang murid.

- Melaksanakan penilaian dan merekodkannya secara berterusan untuk
mengetahui prestasi murid-murid yang mengikuti kelas pemulihan. Isi-isi rekod
hendaklah mengandungi:

-Laporan prestasi murid.
-Latar belakang murid.
-Laporan kesihatan murid.
-Hasil-hasil temubual dan rujukan

- Menyediakan fail diri bagi setiap murid pemulihan.
Fail diri murid mengandungi:

- Borang Pencalonan.
- Borang Latar belakang Murid Pemulihan.
- Borang Pengumpulan Maklumat.
- Ujian Saringan dan Diagnostik
- Lembaran Kerja
- Hasil Penilaian yang telah dijalankan.
- Catatan-catatan lain yang berkaitan dengan murid.

- Membentuk jawatankuasa Program Pemulihan Khas serta menjadi ahli
Jawatankuasa Kurikulum Sekolah.

- Mengadakan bengkel di peringkat sekolah atau daerah di mana keadaan
memerlukan.

- Tugas-tugas yang berkaitan dengan kebajkan murid-murid pemulihan
di sekolah.

Tugas-tugas lain:

- Membuat runding cara dengan ibu bapa / penjaga murid.
- Membuat penyediaan bahan - bahan pengajaran.
- Mengemaskinikan rekod – rekod.
- Bimbingan dan Kaunseling kepada murid.
- Runding cara dengan guru kelas / mata pelajaran tentang perkembangan murid kelas biasa.
- Runding cara dengan Guru Besar untuk meningkatkan mutu pencapaian murid.
- Mengemaskinikan sudut – sudut pameran pembelajaran.
- Sentiasa memikirkan bagaimana untuk mempertingkatkan mutu pengajaran dan pembelajaran di kelas pemulihan.

PENUBUHAN KELAS PEMULIHAN KHAS

PROSEDUR PENUBUHAN KELAS PEMULIHAN

Disyorkan 3 alternatif seperti berikut :

i. Sekolah-sekolah yang mempunyai 2 kelas atau lebih bagi sesuatu darjah , murid-murid untuk kelas pemulihan bolehlah diambil dari kelas-kelas tersebut sekiranya bilangan murid pemulihan dalam sesuatu kelas itu hanya 3 atau 4 orang sahaja.
Walau bagaimanapun jumlah murid dalam satu sesi pemulihan hendaklah tidak melebihi 15 orang.

ii. Sekolah-sekolah yang mempunyai satu kelas bagi satu darjah, murid-murid untuk kelas pemulihan bolehlah diambil dari darjah-darjah lain tetapi jumlahnya hendaklah tidak melebihi 15 orang.

iii. Sekiranya murid-murid yang diambil untuk mengikuti kelas pemulihan datangnya dari satu kelas sahaja, maka bilangannya hendaklah tidak melebihi 6 orang. Pemilihan mana-mana satu alternatif hendaklah tertakluk kepada perundingan di antara Guru Kelas Khas Pemulihan dengan guru besar dan guru-guru asas.

BILIK / KELAS

i. Lokasi bilik / kelas untuk dijadikan Kelas Khas Pemulihan adalah sangat bergantung kepada keadaan kemudahan yang sedia ada serta kemampuan di sesebuah sekolah. Tetapi dengan menyedari ciri-ciri kanak-kanak pemulihan, kelas-kelas lain kantin, atau padang-padang permainan boleh digunakan supaya aktiviti yang berlaku di tempat – tempat tersebut tidak akan mengganggu sesi pengajaranpemulihan.

ii. Kesesuaian seperti juga kelas-kelas biasa yang lain perlu diambil kira dari segi keselesaan ruang dengan bilangan murid, cahaya serta edaran udara yangmencukupi, kerusi dan meja serta saiz dan susunan fizikalnya yang selaras denganukuran dan bilangan murid-murid yang terlibat.

iii. Penyusunan perabot, papan tulis, papan pameran dan tempat – tempat penyimpanan perlu diubah suai sebagai dorongan kearah pengajaran yang menyeronokkan dan yang berkesan, sesuai dengan matlamat menuju ke pengkhususan 2M di sekolah rendah. Prinsip – prinsip yang terjalin dan dipraktikkan dalam penyusunan kelas seperti ini ialah suasana fizikalnya, sosial, emosi dan rasa hati yang selesa dan gembira untuk murid-murid : bidang dinamik kumpulan yang menyokong pembelajaran atau tugasan yang diberikan : dan
penyusunan perabot yang membantu rutin pengurusan.

PENTADBIRAN KELAS

Bagi mentadbirkan sesebuah kelas Pendidikan Pemulihan Khas, Guru Pemulihan Khas hendaklah menyediakan beberapa keperluan lain yang semestinya ada dalam kelas pemulihan.

i. Jadual waktu kelas / persendirian

ii. Carta alir Program Pendidikan Pemulihan Khas.

iii. Disediakan ruang – ruang pembelajaran mengikut kesesuaian dan keluasan
bilik .Di antara ruang pembelajaran yang dicadangkan ialah ruang disiplin.


PENGELOLAAN SISTEM FAIL KELAS PEMULIHAN KHAS

i. Fail Induk
Kandungan:
- Surat – surat Perhubungan Luar / Dalaman
- Carta Organisasi Kurikulum & Panitia
- Jawatankuasa Panitia
- Pekeliling – pekeliling Ikhtisas ( contoh : PP Ikh . Bil 4 /96 )


ii. Fail Sukatan Pelajaran
Kandungan:
- Sukatan Pelajaran Kelas Pemulihan Khas
- Huraian Sukatan Pelajaran Pemulihan Khas
- Rancangan Pelajaran Tahunan
- Senarai Bahan Bantu Mengajar & Kedudukannya


iii. Fail Mesyuarat
Kandungan:
- Surat – surat panggilan mesyuarat peringkat sekolah
- Buku Minit mesyuarat panitia ( sekurang – kurangnya 3 X setahun )


iv. Fail Peribadi Murid
kandungan:
• Borang pencalonan
• Borang pengumpulan maklumat
• Borang kaji selidik/ borang latarbelakang murid.
• Rekod kesihatan murid


v. Fail BM (individu)
Kandungan:
• Ipp2m / saringan
• Ujian diagnostik
• Rekod pengamatan
• Rekod pencapaian murid
• Borang skor individu


vi. Fail M3 (individu)
Kandungan:
• Ipp2m / saringan
• Ujian diagnostik
• Rekod pengamatan
• Rekod pencapaian murid
• Borang skor individu


vii. Fail Kerja Susulan
Kandungan:
• Direkod bagi murid-murid yang telah menguasai
• Lawatan
• Inventori
• Bbm/amb (buku-buku, carta, kad dan lain-lain)


iix.Fail Program Kecemerlangan
Kandungan:
• Program peningkatan atau rutin
• Lapran-lapran program


ix. Fail Analisis IPP2M
kandungan:
• analisis ipp2m


x. Fail Penyeliaan/ Pencerapan
Kandungan:
- Penyeliaan /Pemantauan Guru Besar
- Guru Penolong kanan


xi.Fail Penilaian Hasil Kerja Murid
Mengandungi:
- Jadual peperiksaan/Ujian dan Instrumen Penilaian/soalan


xii.Fail Aktiviti Kokurikulum
Kandungan:
- Surat Mesyuarat
- Senarai Aktiviti Tahunan yang dirancang
- Laporan Aktiviti yang telah dijalankan


xiii.Fail Bank Soalan
Mengandungi semua set ujian yang digunakan.


xiv. Fail Maklumat Guru Pemulihan
Mengandungi Jadual guru Pemulihan dan maklumat guru Pemulihan

KONSEP PEMULIHAN KHAS

Dalam proses pendidikan, Pendidikan Pemulihan Khas ialah:

“Suatu perkhidmatan yang diadakan khusus untuk murid-murid yang menghadapi kesulitan pembelajaraan khususnya dalam menguasai satu-satu kemahiran membaca, menulis dan mengira sebagai kemahiran asas yang menjadi fokus KBSR”.

“ Pendidikan Pemulihan ialah tindakan-tindakan pendidikan khas yang digunakan untuk memenuhi keperluan-keperluan kanak-kanak yang menghadapi kesulitan pembelajaran, kanak-kanak pemulihan menghadiri kelas khas dalam sekolah biasa, atau pusat pemulihan khas secara sambilan, atau menyertai kumpulan yang diundurkan dari kelas biasa untuk diajar oleh seorang guru pemulihan.”
(National Association for Remedial Education ‘NARE’ Great Britain - 1977)

“ Pemulihan dalam KBSR ialah proses pengajaran dan pembelajaran yang khusus untuk murid-murid yang menghadapi masalah atau kesukaran belajar dalam menguasai satu-satu kemahiran membaca, menulis dan mengira”.
(Panduan Am KBSR - 1982)

KANAK-KANAK PEMULIHAN KHAS

“ … kanak-kanak pemulihan adalah kanak-kanak yang mempunyai intelek dan kecerdasan yang rendah dan kuarang kebolehan menerima pendidikan biasa.”
(A.E. Tansley dan Gulliford)

“ … kanak-kanak pemulihan ialah kanak-kanak yang kurang daya taakul, kurang kemampuan membuat sesuatu keputusan atau kesimpulan dan kurang memahami tentang perkara-perkara yang abstrak”.
(M.F. Clough)

“ Pendidikan Pemulihan di Malaysia ialah untuk murid-murid yang gagal menerima pelajaran dan mereka ini berkemungkinan mempunyai kecerdasan yang tinggi, sederhana dan yang di bawah sederhana”.
(Sharifah Rahmah Ali)

DASAR PELAJARAN KEBANGSAAN 1979 - Pemulihan Khas Di Sekolah

Laporan Jawatankuasa Kabinet Perlaksanaan Dasar Pelajaran Kebangsaan 1979 :
(PERAKUAN 5)


“ Adalah diperlukan supaya perkara-perkara yang berkaitan dengan langkah-langkah mengadakan pengajaran pemulihan selepas daripada Ujian Rujukan Kriteria dijalankan, diteliti dan diperbaiki. Antara lain perkara-perkara tersebut termasuklah mendalami kaedah dan pengajaran, bahan-bahan yang lebih kecil, peruntukan guru bagi mengendalikan pengajaran pemulihan serta penggunaan bahan-bahan tertentu ”

Surat Pekeliling Kementerian Pelajaran:

• Surat pekeliling Bahagian Sekolah-Sekolah Kementerian Pelajaran Malaysia, Bil. KP(BS)8691/Jld.II/32 bertarikh 22 Januari 1985.
“Guru Khas Pendidikan Pemulihan”.

• Surat pekeliling Bahagian Sekolah-Sekolah Kementerian Pelajaran Malaysia, Bil. KP(BS)8502/5/PK/Jld.V/26 bertarikh 18 Januari 1986.
“Kelas Khas Pemulihan Di Sekolah-Sekolah Rendah 1986”.

• Surat pekeliling Bahagian Sekolah-Sekolah Kementerian Pelajaran Malaysia, Bil. KP(BS)85021/5/PK/Jld.V/(34) bertarikh 30 Jun 1989.
“Guru Khas Pemulihan dan Penubuhan Kelas Khas Pemulihan di Sekolah-Sekolah Rendah”.

SEJARAH RINGKAS PEMULIHAN KHAS DI MALAYSIA

Bermula pada tahun 1965 apabila 3 orang guru yang mendapat latihan di England kembali berkhidmat. Sehingga 1968, seramai 9 orang guru telah mendapat latihan diluar negara. Program pendidikan pemulihan di Malaysia bermula sebagai “Pilot Projek” di sembilan buah Sekolah Rendah di seluruh Malaysia. Projek ini telah bermula di awal tahun 1967 dan berakhir pada tahun 1970. dari kajian yang dijalankan terhadap sekolah-sekolah tersebut didapati Program Pendidikan Pemulihan sangatlahdiperlukan bagi membantu kanak-kanak yang menghadapi masalah pembelajaran.

Dalam tahun 1968 hingga 1974 kerajaan telah membekukan pengambilan guru-guru berkursus di bidang Pendidikan Pemulihan. Berdasarkan Laporan Murad 1971, didapati 25% murid-murid sekolah rendah telah tercicir. Kesedaran kerajaan terhadap peratusan keciciran murid-murid di sekolah-sekolah rendah menguasai kemahiran-kemahiran 3M iaitu membaca, menulis dan mengira menyebabkan kerajaan mengambil langkah-langkah awal yang positif Laporan Murad dari tahun 1971 hingga 1973 telah menyedarkan semula kerajaan akan pentingnya Program Pendidikan Pemulihan. Pada tahun 1975 seminar yang pertama telah diadakan di Universiti Malaya

Disamping itu juga dalam tahun 1975, Pusat Perkembangan Kurikulum (PPK), Kementerian Pendidikan Malaysia telah menjalankan projek percubaan dalam Pendidikan Imbuhan untuk Sekolah Rendah Bawah di dua belas buah sekolah dengan menggunakan strategi pendidikan pemulihan dijalankan oleh guru kelas biasa. Murid-murid yang terlibat dalam projek ini ialah mereka yang menghadapi masalah pembelajaran ringan dalam Bahasa Melayu, Matematik dan Bahasa Inggeris. Murid-murid yang menghadapi masalah pembelajaran yang kompleks diserahkan kepada guru pemulihan khas.

Pada tahun yang sama Kementerian Pendidikan Malaysia mengadakan Kursus Dalam Cuti (KDC). Peserta-peserta kursus adalah terdiri dari guru-guru terlatih dari sekolah-sekolah rendah. Jawatankuasa kursus adalah seperti berikut :-

i. 2 minggu dalam cuti penggal pertama
ii. 2 minggu dalam cuti penggal kedua
iii. 4 minggu dalam cuti penggal ketiga

Adalah menjadi matlamat utama kerajaan dibawah pengelolaan Jabatan Pendidikan Malaysia untuk menyediakan setiap sekolah rendah dengan guru pemulihan yang terlatih. Ekoran dari itu beberapa Maktab Perguruan di seluruh negara telah menyediakan kursus tersebut.

Pada tahun 1977 kursus satu tahun telah dijalankan di Maktab Perguruan Ilmu Khas, Kuala Lumpur. Pada tahun 1981 Kementerian telah mengadakan kursus dalam cuti penggal persekolahan hingga sekarang. Kursus-kursus jangka pendek juga diperkenalkan untuk menampung kekurangan guru-guru pemulihan yang mempunyai latihan khas jangka pendek.

Murid Pemulihan Khas


Kanak-kanak Pemulihan Khas


Merupakan pelajar yang mempunyai masalah pembelajaran dalam 3M iaitu membaca, menulis dan mengira disebabkan oleh faktor-faktor tertentu. Pelajar-pelajar ini lambat menguasai sesuatu kemahiran yang disampaikan kepada mereka. Murid-murid ini juga mempunyai pencapaian yang rendah berbanding murid-murid lain yang sama peringkat persekolahan dengan mereka.

Oleh itu, tindakan pemulihan perlu diberikan dengan segera bagi mengatasi masalah pembelajaran yang berterusan ini. Pendidikan pemulihan merupakan satu usaha atau perkhidmatan khas yang dilakukan untuk memenuhi keperluan kanak-kanak yang menghadapi masalah dan kesulitan pembelajaran di sekolah-sekolah. Tujuan pendidikan pemulihan ini adalah untuk membantu murid-murid dalam mengembangkan diri dan menunjukkan potensi mereka.

Masalah-masalah Murid Pemulihan


Kanak-kanak yang perlu menjalani program pendidikan pemulihan biasanya terdiri daripada murid-murid yang kurang bernasib baik dan menghadapi masalah pembelajaran. Antaranya ialah :

  • Mereka yang mempunyai kelemahan dalam membaca, menulis dan mengira serta kelemahan dalam daya pemikiran yang abstrak. Mereka juga tidak mempunyai kemampuan menganalisis sesuatu untuk membezakan antara yang penting dengan yang kurang penting seperti dalam kefahaman dan menganalisis teks disebabkan kurangnya daya cipta dan kekurangan penguasaan kosa kata
  • Pertuturan yang mempunyai kelemahan dalam koordinasi pancaindera dengan pemikiran dari segi pengamatan, pendengaran dan pertuturan.
  • Lemah dalam penerimaan konsep-konsep yang baru, tidak boleh mengingat kembali, tidak mempunyai akal yang cerdas serta kurang pengalaman tentang alam sekeliling.
  • Kurang keyakinan diri kerana dikuasai oleh perasaan rendah diri, tidak boleh bertindak balas dengan bebas kerana kelemahan sikap kanak-kanak itu sendiri.
  • Gagal dalam ujian atau peperiksaan dan lemah / mundur dalam pelajaran. Tercicir daripada sekolah pada peringkat awal lagi
  • Ketidakbolehan belajar sesuatu dalam masa yang terhad
  • Darjah kecerdasan yang rendah apabila dibandingkan dengan rakan-rakan sebaya.
Murid-murid pemulihan ini juga dianggap sebagai murid murid yang gagal menghadapi kerja normal sekolah untuk kumpulan sebaya mereka tetapi kegagalan mereka tidak boleh dianggap disebabkan oleh kecacatan. Kadangkala mereka ini diberi label pencapaian rendah yang bermaksud bahawa mereka memperlihatkan taraf pendidikan yang tidak memuaskan berbanding dengan taraf pencapaian purata rakan-rakan sebaya mereka atau taraf pencapaian yang diharapkan bagi murid-murid pada peringkat persekolahan.

Konsep Ejaan & Mengeja

Konsep ejaan dan mengeja perlu mendapat perhatian istimewa guru bahasa Melayu yang mengajarkan bacaan permulaan. Semua pelajar tahun pertama Institut Pendidikan Guru (IPG) dikehendaki memahami kedua-dua konsep ini apabila mereka mengikuti kursus Literasi Bahasa Melayu pada semester kedua. Seterusnya, pelajar IPG yang mengikuti program Prasekolah, Pengajian Bahasa Melayu dan Pemulihan Khas mesti mendalami kedua-dua konsep ini.

Guru prasekolah, guru bahasa Melayu dan guru pemulihan pula perlu menyemak pemahaman mereka tentang perkara ini. Yang dimaksudkan dengan guru pemulihan termasuklah guru pemulihan khas, guru pemulihan dalam bilik darjah, guru Literacy and Numeracy Screening (LINUS) dan beberapa nama lain yang mungkin muncul pada masa hadapan. Pemahaman yang jelas tentang kedua-dua konsep ini dapat membantu mereka melaksanakan tugas untuk mengajarkan bacaan permulaan kepada kanak-kanak dengan berkesan.

Ejaan ialah kaedah menulis perkataan dengan huruf. Kaedah menulis perkataan dengan huruf yang dapat dianggap menyeluruh apabila memenuhi tiga syarat seperti yang digambarkan dalam rajah 1.
Rajah 1 Tiga syarat untuk mengeja perkataan.

Syarat pertama, wujud sistem susunan huruf yang diterima untuk sesuatu perkataan. Contohnya, perkataan “batu” terdiri daripada susunan empat huruf secara berturutan, iaitu “b – a – t – u”. Susunan lain, termasuk beberapa susunan yang bermakna seperti “b – u – t – a” dan “u – b – a – t”, tidak diterima untuk ejaan “batu”.

Syarat kedua, setiap huruf tidak diselangi oleh sebarang ruang yang dapat diisi oleh satu huruf. Contohnya, perkataan “bubu” ini tidak diselangi oleh sebarang ruang. Sebaliknya, “bu bu” (ada satu ruang kosong) dan “bu b u” (dua ruang kosong) tidak diterima untuk perkataan “bubu”. Malah kewujudan satu atau lebih ruang yang sekata juga tidak diterima untuk mengeja sesuatu perkataan walaupun susunannya betul. Contohnya “b u b u” (satu ruang) dan “b u b u” (dua ruang).

Peraturan lazim pengiraan perkataan ialah setiap unit bahasa yang dipisahkan oleh ruang dianggap satu perkataan. Misalnya, “ke sana” ialah dua patah perkataan. Peraturan ini digunakan juga oleh perisian komputer seperti Microsoft Word untuk mengira perkataan. Apabila ada ruang, turunlah taraf perkataan itu menjadi huruf sahaja.

Syarat ketiga, penulisan huruf itu mematuhi sistem penggunaan huruf kecil dan huruf besar. Syarat ini menuntut pengguna bahasa menggunakan huruf kecil dan huruf besar berdasarkan peraturan. Buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Melayu menyenaraikan 14 peraturan penggunaan huruf besar. Secara umum, huruf besar digunakan pada huruf pertama nama khas, permulaan ayat, petikan langsung, tajuk sesuatu, kecuali kata hubung dan partikel. Sebagai contoh, ejaan “malaysia” tidak tepat kerana huruf “m” yang digunakan ialah huruf kecil sedangkan huruf yang sepatutnya digunakan ialah “M” huruf besar kerana perkataan ini nama khas tanpa mengira kedudukannya sama ada pada permulaan ayat atau tidak.

Dengan berdasarkan syarat yang ketiga ini juga, gabungan seperti “ciNta”, “ciNTa”, “CInTa” tidak tepat ejaannya. Ejaan seperti ini kerap kita temukan dalam komunikasi e-mel, sistem pesanan ringkas dan komunikasi umum sesama remaja. Ejaan seperti ini tidak diterima sebagai ejaan yang tepat untuk diajarkan di sekolah. Malah ejaan seperti ini dapat dianggap pincang.

Adakalanya penggunaan huruf kecil keseluruhannya dibolehkan. Contohnya, bahagian awal bahan pengajaran bacaan asas di sekolah rendah menggunakan huruf kecil sahaja.

Sesudah memahami konsep ejaan, kini marilah kita fahami konsep mengeja pula. Menurut Za‘ba, mengeja ialah “pekerjaan menghubungkan huruf benar dengan huruf saksi atau sebaliknya ini serta disebut nama tiap-tiap huruf itu”. Kita juga boleh mengatakan bahawa mengeja ialah perbuatan membunyikan atau menulis huruf secara berturut dalam sesuatu perkataan. Dengan berdasar takrif ini ada dua cara untuk mengeja. Yang pertama ialah menyebut nama huruf secara berturut-turut yang terdapat pada sesuatu suku kata/perkataan dan membunyikan suka kata/perkataan itu. Yang kedua ialah menulis huruf dengan mematuhi tiga syarat seperti yang telah dibincangkan untuk membentuk suku kata/perkataan.

Ada dua cara menyebut huruf untuk menjadi suku kata dan perkataan. Yang pertama ialah menyebut huruf, diikuti dengan penyebutan suku kata dan seterusnya penyebutan perkataan. Contohnya, “bola” dieja “b” “o”, diikuti penyebutan suku kata “bo”. Seterusnya disebut pula nama huruf “l” “a”, diikuti dengan penyebutan suku kata “la”. Akhirnya disebut perkataan “bola”. Gambaran ringkasnya ialah huruf g suku kata g perkataan. Yang kedua ialah menyebut huruf dalam perkataan itu satu demi satu tanpa hentian dan tanpa menyebut suku kata dalam perkataan itu. Misalnya, “bola” dieja b – o – l – a. Gambaran ringkasnya ialah huruf g perkataan. Gambaran lengkap kedua-dua cara mengeja ini diberikan dalam rajah 2.

Rajah 2 Dua cara untuk mengeja perkataan.

Dengan berdasarkan kaedah abjad, pengeja menyebut nama huruf. Bagi mengeja dengan abjad Rumi, cara yang pertama kerap digunakan. Pengguna kaedah abjad menganggap cara yang kedua tidak lengkap. Bagaimanapun, pengguna kaedah abjad mungkin juga menggunakan cara yang kedua atas pertimbangan tertentu.

Mengeja ialah satu kemahiran. Kemahiran ini lebih mudah diperoleh jikalau kanak-kanak mengalami beberapa aktiviti kesediaan. Antaranya ialah mengenal bentuk, terutamanya bentuk yang seakan-akan huruf. Contohnya, bentuk tayar bulat macam huruf “o”. Bentuk pancing pula seakan-akan huruf “j”. Seterusnya mereka wajar mengalami aktiviti lanjutan seperti mengenal bunyi, membezakan bunyi dan membezakan antara satu bentuk dengan bentuk yang lain. Kemudian barulah kita mendedahkan nama huruf kepada mereka.

Dengan berdasarkan kaedah abjad, penghafalan nama huruf ialah “garis permulaan” kemahiran mengeja. Kemahiran mengeja hanya bermula apabila kanak-kanak dapat menyebut nama huruf dan dapat membentuk apa-apa suku kata atau perkataan dengan huruf-huruf yang disebut itu.

Kesimpulannya, pengajar bacaan permulaan akan lebih yakin melaksanakan tugasnya apabila dia memahami konsep ejaan dan mengeja. Pemahaman itu akan membantunya memilih bahan, kaedah dan teknik yang sesuai.